Pengertian Karya Tulis Ilmiah


TUGAS KARYA TULIS
ILMIAH



JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013


Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam pengunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Istilah karya ilmiah disini yaitu mengacu kepada karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakkan atas makalah dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun dalam laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh study pustaka dan lapangan.
Jadi, karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, memaparkan ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dengan menggunakan ragam bahasa keilmuan.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain :
  1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
  2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
  3. Kerangka pemikiran dituangkan dalam sistematika dan notasi.
  4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur : kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung kerangka pemikiran yang teratur.
  5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
  6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
  1. Objektif.
    Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
  2. Netral.
    Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
  3. Sistematis.
    Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
  4. Logis.
    Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
  1. Tidak Pleonastis (Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
  2. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
1.      Adanya data dan fakta, bukan imajinasi atau gagasan sendiri
Menulis karya ilmiah adalah menulis fakta yang ada dan juga berdasarkan data-data. Sangatlah tidak diperkenankan apabila dalam sebuah karya ilmiah dimuati khayalan pribadi dan segala hal yang berkaitan dengan mengarang, karena dalam karangan ilmiah, segala isinya akan dipertanggungjawabkan.
  1. Penyajian ilmiah dalam arti harus objektif
Seorang penulis karya ilmiah haruslah mengesampingkan ego pribadi atau sikap sentiment diri. Apa yang kita dapat dari lapangan atau apa yang ada dalam data, itulah yang harus dituang kedalam tulisan karya ilmiah kita, jangan kemudian memutarbalikkan fakta dan berusaha menulis secara subjektif diri kita sendiri.
  1. Paparannya lugas dan jelas
Ini lebih kepada cara penyajiannya, karena akan dipertanggungjawabkan. Maka diusahakan agar penggarapannya ditulis dengan bahasa yang lugas, jelas secara tulisan dan jelas secara makna. Selanjutnya tidak terdapat kerancuan dan ambiguitas didalam karya tulis ilmiah kita sendiri.
  1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
  2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
  3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
  4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
  5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
  6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Tujuan Karya Tulis Ilmiah
Berikut adalah tujuan dari karya tulis ilmiah
1)       Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2)       Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3)       Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4)       Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5)       Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah
Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sekurang-kurangnya ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, yang intinya adalah sebagai berikut:
Manfaat bagi penulis :
1)        Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2)        Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3)        Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4)        Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5)        Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6)        Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Manfaat bagi pembaca:
1)      Pembaca dapat mengetahui, memahami konsep dasar penulisan karya ilmiah.
2)      Pembaca dapat mengetahui dan memahami naskah ilmiah, jenis-jenis dan ciri-ciri serta syarat-syarat dalam penulisan karya ilmiah.
3)      Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplementasikan teori, konsep dan langkah-langkah penulisan karangan ilmiah dan unsur-unsurnya.
4)      Pembaca mengetahui, memahami dan menguasai tentang kajian kepustakaan untuk mengimplementasikan dalam penulisan karangan ilmiah.
5)      Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang pembuatan skipsi,
tesis, disertasi jurnal.
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Berbeda dengan tulisan artikel yang cara pengetikannya dilakukan sekehendak penulisnya, pengetikan karya ilmiah harus disusun secara sistematik. Pada penulisan artikel, naskah masih melalui proses pengeditan oleh redaktur surat kabar atau majalah yang akan memuatnya. Tetapi pada penulisan karya ilmiah, penulisnya sendiri yang bertindak sebagai editor. Karena itulah pemilihan jenis huruf, spasi, baris, batas tepi, alinea baru, permulaan kalimat, judul, sub judul, bilangan dan satuan harus ditata, sehingga mudah dibaca. Beberapa ketentuan untuk pengetikan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1)      Bahan dan Ukuran:
a)      Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengetikan karya ilmiah adalah kertas HVS 70 gram untuk isi, dan konstruk atau buffalow untuk sampul (cover) berwarna hijau.
b)      Ukuran kertas untuk pengetikan ilmiah umumnya menggunakan kuarto atau letter (279,4 x 215,9) mm, digunakan hanya untuk satu muka (tidak bolak-balik). Posisi kertas vertikal (tall), kecuali untuk pengetikan tabel bisa digunakan secara horizontal (wide).
c)      Jenis huruf (font), pada dunia modern sekarang ini, penulisan karya ilmiah tidak lagi pantas menggunakan mesin tik biasa (manual). Pengetikan harus memakai komputer, atau paling tidak dicetak. Untuk pengetikan dengan komputer, huruf yang digunakan harus huruf normal yang sering digunakan secara umum, yaitu time, time new normal atau arial. Jangan menggunakan huruf-huruf aneh, yang pada akhirnya akan menyulitkan pembaca.
d)     Ukuran huruf (size) pilih yang standar. Pada program Wordstar gunakan ukuran (size) 10 point. Untuk program lainnya misalnya : Chi-writer, Amipro, Microsoft Word dan Page Maker menggunakan ukuran 12 point. Jenis huruf (font) maupun ukuran (size) harus dipakai untuk pengetikan keseluruhan naskah. Kecuali untuk abstraksi, tabel dan judul bisa memakai huruf dan ukuran yang berbeda. Jumlah halaman minimal 40 halaman termasuk halaman prancis.
2)      Cara Pengetikan:
Pengetikan karya ilmiah punya cara tersendiri, antara lain sebagai berikut:
a)    Bilangan dan Satuan Pengetikan bilangan dan satuan harus ditulis dengan angka, kecuali pada permukaan kalimat. Misalnya, empat puluh juta rupiah dihabiskan untuk penelitian ini (permulaan kalimat). Penelitian ini menghabiskan dana Rp. 40.000.000 (kalimat biasa). Pengetikan bilangan desimal ditandai dengan koma (,) bukan titik (.). Misalnya, 16,50 kg beras. Pengetikan jumlah satuan dinyatakan dengan singkatan resmi yang berlaku tanpa menambah titik di belakangnya. Misalnya : km, m, cm, 1, dan sebagainya.
b)   Spasi Baris Spasi atau jarak antara dua baris dibuat dengan spasi ganda atau 2 spasi. Kecuali untuk kutipan langsung yang melebihi 2 baris. Judul dan tabel yang melebihi 2 baris, pengetikannya dengan spasi tunggal atau 1 spasi.
c)    Batas Tepi Batas-batas pengetikan diukur dari tepi kertas. Ukurannya sebagai berikut: batas atas (top) 40 mm, bawah (bottom) 30 mm, sisi-sisi kiri (left) 40 mm, dan kanan (right) 30 mm.
d)   Alinea Baru Penulisan alinea baru pada karya tulis ilmiah diukur dari sisi kiri batas garis kertas dengan masuk sampai 5 digit atau ketikan. Jadi huruf pertama tiap alinea baru adalah pada ketikan ke-6 (enam).
e)    Pengisian Ruangan Pada prinsipnya, ruangan yang tersedia pada lembar kertas yang sudah diberi garis batas halaman, yaitu bagian atas, bawah, kiri, dan kanan, harus diisi penuh dengan naskah karya ilmiah. Jangan sampai ada ruangan yang kosong, kecuali untuk daftar tabel atau gambar.
f)    Judul, Subjudul, dan Anak Judul
·      Judul.
Judul karya ilmiah harus ditulis dengan huruf besar (capital) semua, ukuran huruf dipilih dan diatur sedemikian rupa, agar simetris dengan ukuran kertas yang digunakan. Pada akhir kalimat judul tidak perlu diberi titik.
·      Subjudul.
Penulisan subjudul menggunakan huruf yang sama dengan judul, tetapi ukurannya lebih kecil. Penempatan subjudul berada di bawah judul tanpa diberi garis. Sama seperti judul pada akhir kalimat sub judul, tidak perlu diberi titik.
·      Anak judul.
Anak judul pada umumnya berada di bagian dalam (isi naskah). Penulisannya dimulai dari garis batas tepi sisi kiri dan diberi garis bawah. Anak judul menggunakan huruf biasa bukan huruf besar (capital), kecuali huruf pertama pada anak judul.
g)   Perincian ke Bawah Pada penulisan karya ilmiah, yang memiliki naskah kalimat yang harus disusun ke bawah gunakan nomor urut memakai angka atau huruf. Misalnya 1, 2, 3 dan seterusnya, atau a, b, c dan seterusnya. Jika masih ada urutan berikutnya bisa memakai 1.1, 1.2, 1.3 dan seterusnya. Atau a.a, a.b, a.c dan seterusnya. Jangan gunakan kata penghubung garis datar (-), untuk naskah kalimat tersusun. h. Sisipan (Insert) Sisipan (insert) berupa gambar, grafik, tabel, dan sebagainya ditempatkan pada bagian tengah halaman secara simetris, yaitu sisi kiri dan kanan jaraknya sama.
3)      Penomoran
Pemberian nomor pada karya ilmiah penempatannya harus benar. Penomoran ini biasanya ada dua, yaitu nomor halaman dan nomor tabel.
a)    Nomor Halaman
1.    Pada bagian awal halaman karya ilmiah dari halaman judul sampai ke daftar pustaka, serta tabel, gambar dan lampiran menggunakan huruf Romawi, tetapi ditulis dengan ukuran kecil. Misalnya, i, ii, iii, iv, v, dan seterusnya.
2.    Bagian dalam atau halaman isi karya ilmiah, penomorannya menggunakan huruf latin biasa seperti 1, 2, 3 dan seterusnya. Penempatan nomor halaman terdapat beberapa bentuk, yaitu pada bagian kanan atas halaman, atau bagian kanan bawah tiap halaman, atau juga di tengah-tengah halaman bagian bawah. Untuk halaman isi yang ada judul bab, tidak perlu diberi nomor urut tetapi dilompati. Misalnya halaman 8, 9, dan 10. Pada halaman 9 ada judul bab. Maka penomorannya 8, kosong dan 10.
b)   Nomor Tabel dan Gambar Semua tabel dan persamaan yang digunakan pada karya tulis ilmiah harus diberi nomor urut dengan angka biasa. Penempatan nomor pada sisi kanan atas tiap tabel, gambar atau persamaan.
4)      Tabel dan Gambar
a)    Tabel (daftar)
1.    Nomor tabel Nomor tabel atau daftar seluruhnya ditulis dengan huruf besar (capital), penempatannya di atas tabel. Nama tabel yang terdiri dari lebih satu baris, digunakan spasi tunggal. Penempatannya di tengah-tengah halaman naskah. Nomor tabel ditempatkan pada sudut kanan atas di luar tabel tanpa diakhiri dengan titik.
2.    Kolom tabel Kolom-kolom dalam tabel diberi nama dan dijaga simetrisnya agar pemisahan masalah satu dengan masalah lainnya dapat jelas. Untuk itu, pemisahan masalah dalam kolom-kolom perlu diberi garis horizontal atau vertikal.
3.    Tabel besar Tabel besar yang ukurannya melebihi satu halaman, dapat dibuat dalam halaman ganda (double page), tetapi penempatannya tetap sesuai dengan nomor halaman. Tidak dibenarkan memisah tabel besar menjadi beberapa halaman.
4.    Judul kolom tabel Judul kolom pada tabel harus tepat di tengah, sehingga ruang yang kosong dalam tabel dapat memberi pandangan yang lebih luas lagi.
5.    Sumber tabel Sumber tabel yang terdiri dari tulisan sumber serta nara sumber, diberi tempat di bawah tabel berjarak sekitar 2 spasi.
b)   Gambar
1.    Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan secara simetris di atas gambar. Kata-kata dalam judul gambar tidak perlu diberi titik.
2.    Penempatan gambar tidak boleh dipenggal, tetapi bisa dilipat dan di tempat dan sesuai dengan nomor urut halaman ini.
3.    Keterangan gambar dituliskan di tempat yang kelihatan kosong di dalam gambar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model-Model Pembelajaran Pkn di SD

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sosiologi: Individu dan Masyarakat