Model-Model Pembelajaran Pkn di SD
A.
Definisi
PKn SD
Menurut Lemhanas (2001), Pendidikan Kewarganegaraan
adalah sebuah bidang kajian yang menyandarkan kajiannya pada hubungan antara
warga negara dengan negara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara pada setiap
pribadi manusia yang menyatakan dirinya sebagai warga negara Indonesia.
Menurut Fathurrohman (2012), tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh menjadi warga
negara yang baik (good citizen).
Sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi kepada
siswa sebagai berikut:
1. Berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi
secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri sendiri berdasarkan pada
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
B.
Definisi
Model Pembelajaran
Menurut Marhaeni (2013), model pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dalam proses pembelajaran yang disajikan
secara khas oleh guru di kelas. Sedangkan Mohamad Syarif Sumantri (2015)
mengatakan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan
dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perencanaan pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Menurut Trianto (2012:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arend dalam
Trianto, 2012). Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang berupa
gambaran proses pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan,
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta
didik.
C.
Model-model
Pembelajaran PKn di SD
Model-model pembelajaran PKn di SD menurut Fathurohhman
(2012) adalah sebagai berikut.
1.
Model
Pembelajaran Kontekstual
Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi pembelajaran
yang diajarkan kepada siswa dengan keadaan nyata yang dialami siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah
suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan
dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja (US.Departement of Education the National School-to-work
Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam
kelas sebagai berikut:
1. Kembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2. Laksanakan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3. Kembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Ciptakan
masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5. Hadirkan
model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan
refleksi di akhir pertemuan
7. Lakukan
penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
Dalam Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kontekstual ada beberapa komponen yang dilibatkan dalam pembelajaran.
Komponen-komponen CTL (contextual
teaching and learning) tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kontrukstivisme
Dalam CTL, siswa mampu membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
dialami dan diamati.
b. Bertanya
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga
akan menjadikan siswa selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.
c. Inkuiri
Dalam CTL, siswa dilatih untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui
proses belajar yang sistematis.
d. Masyarakat
belajar
Dalam CTL, siswa diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran
dengan orang lain yang tidak terbatas dalam proses pembelajaran.
e. Pemodelan
(Modelling)
CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada
siswa. Melalui pemodelan ini akan menghindarkan siswa dari pengetahuan yang
bersifat abstrak dan teoritis.
f. Refleksi
Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk mengevaluasi pengetahuan yang
diperoleh siswa melalui pengalaman yang ia dapatkan.
g. Penilaian
sebenarnya (authentic assessment)
Authentic assessment diperlukan
untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan dapat mengetahui apakah
pengalaman belajar siswa dapat memberikan dampak postif atau negatif.
2.
Model
Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang dapat diterapkan untuk
mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi bagi siswa.
Slavin (Isjoni,
2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in
four member teams to master material initially presented by the teacher”.
Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja
kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa
pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling
bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan”.
Menurut Trianto
(2012) secara garis besar terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan
pembelajaran kooperatif.
·
Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
·
Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara
demonstrasi atau membuat bacaan.
·
Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
·
Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
·
Fase kelima merupakan fase guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
·
Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Beberapa
keuntungan pembelajaran kooperatif menurut Sugianto (dalam Fathurohman, 2012)
adalah:
a. Meningkatkan
kepakaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan
siswa untuk saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian sosial.
d. Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendir atau egois.
f. Membangun
persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
g. Berbagi
keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.
h. Meningkatkan
saling percaya kepada sesama manusia.
i.
Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan
situasi berbagai perspektif.
j.
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang
lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:
a. Model
STAD (Student Teams Achievement Division)
Model STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model
pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model STAD adalah sebagai berikut:
1) Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
2) Tiap
anggota tim saling membantu dalam menguasai bahan ajar.
3) Tiap
satu minggu atau dua minggu, guru mengevaluasi penguasaan siswa baik secara
individual maupun kelompok
4) Setiap
tim diberikan penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada siswa baik individu
maupun tim.
b. Model
Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw
merupakan metode yang diembangkan oleh Ellliot Aronson dkk. Langkah-langkah
model pembelajaran Jigsaw adalah
sebagai berikut:
1) Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.
2) Bahan
ajar disajikan kepada siswa dan siswa bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
3) Para
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang sama dan
selanjutnya saling berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan
tersebut dinamakan “kelompok pakar” (expert
group)
4) Kelompok
pakar kembali kekelompok semula (home
team) dan menyampaikan materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
5) Setelah
diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal (home team), para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan
yang teah dipelajari.
c. Model
GI (Group Investigation)
Model pembelajaran kooperatif GI menuntut kerjasama siswa didalam
pelaksanaan pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI siswa terlibat secara
aktif sejak dari pemilihan topic, perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan,
analisis, dan sistesis, penyajian hasil akhir, dan evaluasi. Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif GI adalah sebagai berikut:
1) Seleksi
topik ataupun subtopik. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5
orang.
2) Merencanakan
kerjasama berdasarkan subtopik yang telah dipilih.
3) Siswa
merencanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya dengan mencari sumber
berdasarkan subtopic yang diperoleh.
4) Analisis
dan sistesis: Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan meringkas topik
yang telah diperoleh.
5) Penyajian
hasil akhir
6) Evaluasi
secara kelompok maupun individual
3.
Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio
Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau
surat-surat. Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa yang dimaksud
tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan
Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012).
Portofolio dapat
diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial
pedagogis, maupun sebagai adjective.
Winataputra (dalam Fathurrohman, 2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan
suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan yang dipakai berdasarkan pada
mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Dalam pembelajaran PKn
portofolio merupakan kumpulan informasi yang disusun dengan baik, dan
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang
telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara
keseluruhan.
Menurut Mardiati, dkk (2010)
model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1. Pendahuluan
Kegiatan pada langkah pertama ini guru membuka pelajaran
dan memberi ilustrasi mengenai nilai-nilai sebagai hak, kewajiban, dan tanggung
jawab anggota masyarakat. Misalnya peka, tanggap, terbuka, demokratis,
kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif
dalam konteks kehidupan bermasyarakat dengan memberi ilustrasi empirik mengenai
berbagai isu dan trend dalam kehidupan masyarakat saat ini, khsusunya
dalam proses pembangunan masyarakat. Kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa
merenungkan sebuah pertanyaan, Bagaimana seharusnya kita sebagai anggota
masyarakat memahami dan menjalankan nilai, konsep dan prinsip kehidupan
bermasyarakat yang baik dalam konteks pembangunan masyarakat Indonesia.
Langkah 2. Kegiatan Inti
Strategi instruksional yang digunakan dalam
model ini pada prinsipnya mengacu strategi inquiry learning, discovery
learning, problem solving learning, research-oriented learning yang
dikemas dalam model Project ala John Dewey, yaitu menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut.
1)
Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.
2) Memilih suatu
masalah yang akan dikaji siswa.
3) Mengumpulkan
informasi yang terkait pada masalah yang telah dipilih. 4) Mengembangkan
portofolio kelas
5) Menyajikan
portofolio
6) Melakukan
refleksi pengalaman belajar
Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan kelas ke
dalam 2 kelompok besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian masing-masing
dibagi lagi menjadi empat sub kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5
orang. Setiap kelompok ditugasi menjawaban pertanyaan yang telah ditentukan
sebelumnya dengan cara studi kepustakaan, mengamati masyarakat sekitar, dan
bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah diperoleh dari berbagai
sumber tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil. Setelah
masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi
kelompok kecil tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar
kertas manila atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan didiskusikan
pada pertemuan tatap muka di kelas.
Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa
mengembangkan berbagai keterampilan seperti: membaca, mendengar pendapat orang
lain, mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang,
mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas,
menarik perhatian, berargumentasi, dan membuat laporan dalam bentuk portofolio.
Portofolio adalah tampilan visual yang disusun secara
sistimatis, cerminan proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan
secara utuh melukiskan pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai
suatu kesatuan dalam kelas (integrated learning experiences).
Portofolio terbagi dalam
dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio. Dokumentasi. Portofolio
Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan:
1) Rangkuman
permasalahan yang dikaji
2) Berbagai
alternatif kebijakan pemecahan masalah
3) Usulan
kebijakan untuk memecahkan masalah
4) Pengembangan
rencana kerja/tindakan
Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner
atau sejenisnya yang disusun secara sistematis
mengikuti urutan Portofolio Tampilan.
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi disajikan dalam suatu simulasi Public Hearing atau
dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah
portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing
kelas atau dalam suatu acara Show Case atau gelar kemampuan bersama
dalam suatu acara sekolah, misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki arena
show case tersebut dapat pula dijadikan arena contest atau
kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke dalam Show
Case and
Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.
Contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psikososial dan sosiokultural dapat menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.
Setelah acara dengar pendapat, dengan difasilitasi guru
diadakan kegiatan refleksi. Tujuannya, baik secara individual maupun bersama
merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan proses belajar bagi perkembangan
pribadi siswa.
Langkah 3. Penutup
Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum pertemuan
tatap muka usai. Guru memberi penegasan dan penguatan (debriefing)
terhadap nilai yang secara implisit melekat dalam pertanyaan triger,
yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban, dan tanggung jawab
sebagai anggota masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis,
kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif
dalam konteks kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan
pengenalannya secara utuh dalam
praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapusThis way my acquaintance Wesley Virgin's adventure begins in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL VIDEO.
BalasHapusAs a matter of fact, Wesley was in the army-and soon after leaving-he unveiled hidden, "mind control" secrets that the government and others used to obtain whatever they want.
THESE are the same methods lots of celebrities (notably those who "come out of nowhere") and top business people used to become rich and successful.
You probably know that you use less than 10% of your brain.
That's really because the majority of your brainpower is UNCONSCIOUS.
Perhaps that expression has even taken place INSIDE OF YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head seven years ago, while driving an unregistered, beat-up trash bucket of a car with a suspended driver's license and with $3 on his banking card.
"I'm absolutely fed up with going through life paycheck to paycheck! Why can't I become successful?"
You've taken part in those conversations, right?
Your own success story is going to start. You need to start believing in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW
infonya sangat membantu kak
BalasHapusresep masakan sosis gulung
Makasih Soal pkn
BalasHapus