Analisis Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Berikut adalah analisis tentang hakikat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, analisis ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Landasan Pendidikan, Program Studi Pendidikan Dasar.
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa
suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,
diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran.
Dalam konteks perencanaan ini guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis. Model pembelajaran di kelas yang semula hanya
konvensional secara monoton dan guru sebagai pusat pembelajaran. Hal ini sudah
tidak sesuai dengan perubahan paradigma pendidikan yang semula teacher center berubah menjadi student center. Perubahan ini tidak
hanya membawa dampak terhadap metode, aktivitas, dan sikap ilmiah belajar
siswa, akan tetapi juga terhadap cara penilaian yang berpusat pada peserta
didik.
Upaya untuk
meningkatkan prestasi siswa guru harus
lebih kreatif dan membuat pembelajaran dengan lebih menarik dan disukai oleh
peserta didik. Pembelajaran kooperatif
terutama teknik Jigsaw dianggap
cocok diterapkan dalam pendididkan di Indonesia karena sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Model
pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatif dimana siswa,
bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Lie (1993) bahwa
metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar
kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw memang benar-benar cocok digunakan dalam pembelajaran
dan membantu tercapainya pemahaman materi secara menyeluruh peserta didik,
perlu dilakukan kajian lebih mendalam dan lebih kritis mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Atas
ANALISIS
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Hakikat
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Lie
(dalam Isjoni, 2010) menyatakan model pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik bekerjasama dengan
siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur. Salah satu tipe pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw merupakan
salah satu teknik dari pembelajaran Kooperatif (Cooverative Learning). Pembelajaran kooperatif merupakan salaah
satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan kontruktivis
(Marhaeni, 2013:141). Dalam proses
belajar model pembelajaran kooperatif menekankan pada interaksi sosial siswa.
Vygotsky
(dalam Abdullah, 2013:19) menyatakan bahwa pembentukan pengetahuan dan
perkembangan kognitif terbentuk melalui penguasaan proses sosial. Pandangan
tersebut menekankan pada peran sosial dalam pengembangan intlektual atau
kognitif anak. Maka dari itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
dikuatkan oleh teori Vygotsky sebab dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa belajar secara berkelompok dan terdapat interaksi sosial dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, interaksi sosial siswa dalam pembelajaran
merupakan penekaana dalam model pemelajaran ini.
Dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa di dorong untuk aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi (Isjoni, 2010:54). Pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw menekankan bahwa penguasaan materi siswa melibatkan siswa dalam rangka
bertukar pikiran dan saling membantu dalam menguasai materi. Albert Bandura
(dalam Marhaeni, 2013:31) menyatakan pembelajaran terjadi karena adanya
pengaruh lingkungan sosial. Dalam proses hendaknya tidak terpisah dari
lingkungan sosial, artinya apa yang dilakukan dalam pembelajaran hendaknya
memiliki keterkaitan dan padanan dengan kehidupan sosial budaya nyata siswa. Pandangan tersebut menguatkan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang dalam penerapannya mengkondisikan siswa untuk
berinteraksi dengan teman kelompoknya (lingkungan sosial) dalam proses belajar.
Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar kelompok dan membantu teman dalam kelompoknya untuk memahami
materi pelajaran. Belajar secara aktif dan memahami materi pelajaran akan
membuat proses belajar bermakna. Ausubel (Isjoni, 2011:36) menyatakan kekuatan
dan kebermaknaan proses pembelajaran terletak pada kemampuan siswa dalam
mengambil peran dalam kelompoknya. Dapat
dilihat bahwa pandangan tersebut menguatkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, yang mana dalam proses penerapannya mrngkondisikan siswa untuk memahami
suatu konsep yang berbeda dari teman kelompoknya dan mengarahkan siswa untuk
berperan aktif dalam membantu pemahaman teman di kelompoknya.
Pada
hakikatnya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan pada
partisipasi dan keaktifan siswa dalam berinteraksi sosial dan membantu
pemahaman materi teman-teman di kelompoknya. Pada dasarnya model pembelajaran
kooperatif tipe jisaw baik diterapkan dalam pembelajaran karena didukung oleh
teori belajar kognitif sosial dan konstruktivis sosial.
Definisi
Konsep
Menurut
Slavin ( 2009:246) jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang
paling fleksibel. Model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran yamg
menekankan proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh
anggota. Seperti yang diungkapkan Lie ( 2007:73), bahwa pembelajaran kooperatif
model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara
heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung
jawab secara mandiri. Menurut Isjoni (2010:55) disebutkan bahwa dalam penerapan
jigsaw, siswa dikelompokkan dengan 4-6 anggota kelompok belajar secara beragam,
karena kelompok yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan
suatu permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4 orang.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah pembelajaran dengan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan bekerjasama saling membantu. Setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang
mesti dipelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompok asal.
Esensi
dari pembelajaran jigsaw adalah suatu model pembelajaran dimana tiap siswa
dalam kelompok memiliki satu bagian materi khusus yang masing-masing berbeda,
kemudian bertanggungjawab untuk mengajarkan kepada teman satu kelompoknya.
Ketika seluruh bagian materi ini bergabung, siswa telah memiliki satu informasi
yang utuh. Konsep pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melibatkan siswa secara
aktif dalam proses diskusi baik di kelompok ahli maupun di kelompok asal.
Sementara peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sangat membantu siswa untuk memahami konsep materi pembelajaran (Cagatay &
Demircioglu, 2013). Dalam penelitian
yang dilakukan Naomi dan Nyingi (2013) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sangat efektif digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan
pembelajaran konvensional.
Sintaks
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Aronson (dalam
http://www.jigsaw.org.html) menyebutkan terdapat 6 fase dalam sintaks/
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
Fase
1: Membentuk kelompok asal yang heterogen. Guru membagi
siswa dalam kelompok asal berjumlah 4-6 orang.
Fase
2: Membagikan tugas/materi. Guru membagi pelajaran yang akan
dibahas ke dalam 4-6 bagian. Siswa membagi materi yang berbeda pada tiap siswa
dalam tiap kelompok.
Fase
3: Membentuk kelompok ahli. Siswa dari masing-masing kelompok
asal bergabung dengan siswa lain yang memiliki bagian materi pelajaran yang
sama.
Fase
4: Diskusi kelompok ahli. Siswa berdiskusi dalam kelompok
berdasarkan kesamaan materi masing-masing siswa.
Fase
5: Diskusi kelompok asal. Siswa kembali ke kelompok asalnya
masing-masing dan bergiliran menyampaikan materi yang didapat dan telah
didiskusikan di tim ahli kepada anggota kelompok yang lain.
Fase
6: Evaluasi. Guru melakukan penilaian untuk mengukur
hasil belajar siswa secara individu mengenai seluruh pembahasan.
IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Identitas Mata Pelajaran
Mata Pelajaran :
Ilmu Pengetahuan Sosial
Nama
Sekolah : SD. No. 5 Banyuning
Kelas
/ Semester : V/ II (Genap)
Jumlah Pertemuan : 1 (Satu) kali pertemuan
B.
Standar Kompetensi :
2.
Menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
C. Kompetensi
Dasar :
2.3 Menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
D. Indikator
:
2.3.3 Menyebutkan
peranan tokoh-tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia.
E. Tujuan
Pembelajaran :
1.
Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menyebutkan peranan tokoh-tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan baik dan benar.
F. Materi
Pokok Pembelajaran
Tokoh-tokoh proklamsai
kemerdekaan Indonesia
1) Ir. Soekarno
2) Drs.
Moh. Hatta
3) Mr.
Achmad Soebardjo
4) Laksamana
Tadashi Maeda
5) Sukarni
6) Fatmawati
7) Sayuti
Melik
G.
Alokasi
Waktu
2
x 35 menit
H. Model
dan Metode Pembelajaran
Model :
Kooperatif tipe Jigsaw
Metode :
Tanya jawab, diskusi, penugasan, ceramah.
I.
Langkah-langkah
Pembelajaran
a.
Kegiatan awal/pembuka /pendahuluan( + 10 menit )
1.
Guru melakukan koordinasi kelas
·
Mengucapkan salam
·
Melakukan absen
·
Mempersiapkan
siswa dan alat pelajaran
2.
Guru memberikan apersepsi sebagai
berikut.
·
Anak-anak
tahukah kalian siapa proklamator kemerdekaan Indonesia?
3.
Guru
menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran.
4.
Guru
menyampaikan cakupan materi yang akan dibahas.
5.
Guru
mengarahkan siswa membentuk kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang ada.
6.
Guru
memberikan bagian materi yang berbeda kepada anggota kelompok.
b.
Kegiatan Inti ( + 45 menit)
Eksplorasi :
·
Siswa membaca buku sumber tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
·
Siswa mengamati peta pikiran tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia..
Elaborasi:
·
Siswa
membentuk
kelompok baru (kelompok ahli) sesuai dengan sub materi yang didapatkannya.
·
Siswa
mendiskusikan sub materi yang didapat dengan teman-temannya di kelompok ahli.
·
Siswa kembali ke kelompok asal dan
bergantian menjelaskan kepada teman satu kelompok tentang sub materi yang
didapat dan telah mereka diskusikan di kelompok ahli.
·
Siswa bersama kelompoknya membuat
laporan tentang materi yang sudah mereka diskusikan.
·
Siswa bersama kelompoknya
mempresentasikan laporan di depan kelas.
Konfirmasi :
·
Guru memberikan penguatan positif
sesuai dengan hasil penyajian siswa di
depan kelas.
·
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil penyajian
kelompok penyaji.
·
Guru
meluruskan/memberi komentar perbaikan sesuai dengan hasil diskusi kelas yang
terjadi.
·
Guru
memfasilitasi siswa untuk merefleksi dan merevisi hasil eksplorasinya yang
masih salah untuk mendapatkan suatu konsep/keterampilan yang benar.
c.
Kegiatan Penutup ( + 15 menit)
·
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang dikerjakan oleh
siswa.
·
Guru memberikan evaluasi tentang hasil
dan proses pembelajaran yang telah terjadi.
·
Guru melakukan refleksi terhadap hasil
dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
· Guru memberi
tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR).
·
Guru mengakhiri kegiatan, dengan berdoa
bersama dan menyampaikan bahan belajar untuk pertemuan berikut.
J.
Penilaian Hasil Belajar
1)
Jenis
penilaian : Tes dan Non tes
2)
Teknik : Tertulis dan pengamatan
3)
Bentuk
Penilaian : Soal isian dan lembar pengamatan
KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri atas 4-6 orang secara heterogen, dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif, dan bertanggung jawab secara mandiri.
Pembelajaran ini dikembangkan dengan tujuan meningkatkan keaktifan siswa dan
interaksi sosial siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
bahan pelajaran yang mesti dipelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada
anggota kelompok asal.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara
Aronson, E. dkk. Steps of the Jigsaw. (Online). Tersedia
pada: http//www.jigsaw.org//steps.html. diakses tanggal 1 Februari 2016.
Cagatay, Gulsen. & Demircioglu,
Gokhan. 2013. The Effect Of Jigsaw-I
Cooperative Learning Technique On Students’ Understanding About Basic Organic
Chemistry Concepts. Turkey: Karadeniz Technical University.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok.
Banfung: Alfabeta
--------. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2007. Cooperative learning. Jakarta: Grasindo
Marhaeni, A.A.I.N. 2013. Landasan dan Inovasi Pembelajaran.
Singaraja: Undiksha
Naomi, Mbacho. Dkk. 2013. Effects Of Jigsaw Cooperative Learning
Strategy On Students’ Achievement In Secondary School Mathematics In Laikipia
East District, Kenya. Kenya: Egerton University
Slavin. Robert. E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan
Praktik. Terjemahan Lita. Cooperative
Learning: Theory, Research and Practice. 2005. Bandung: Nusa Media
Komentar
Posting Komentar