Terbentuknya Alam Semesta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kamu bayangkan betapa
luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin kamu memang belum banyak tahu
tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan
betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam
semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat
kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak
begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di
kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya.
Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh
jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap
saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini.
Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam
semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi
memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan
dengan luas seluruh alam semesta.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memfokuskan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana terbentuknya alam semesta?
2.
Bagaimanakah
bentuk-bentuk galaksi?
3.
Bagaimanakah macam-macam
galaksi?
4.
Bagaimana
asal-usul tata surya?
5.
Bagaimana
susunan tata surya?
C. TUJUAN
PENULISAN
Penulis makalah ini memilih beberapa tujuan antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui/memahami
terciptanya alam semesta
2. Agar kita bisa mengetahui bagaimanakah
bentuk-bentuk galaksi
3. Agar
kita bisa mengetahui macam-macam galaksi .
4. Agar
kita bisa mengetahui asal-usul tata surya.
5. Agar kita bisa mengetahui susunan tata surya.
D. MANFAAT
Adapun
manfaat yang akan diperoleh dalam makalah ini adalah kita bisa mengetahui
bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya serta bisa menambah
wawasan kita untuk berfiir lebih luas.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
A.
Pengertian
Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet,
dan galaksi.
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe
atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa
manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu
mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus.
Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus
mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih
cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari
galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang
di alam semesta.
B.
Teori terbentuknya alam semesta
1. Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Teori Big Bang yaitu teori yang bisa diterima secara ilmiah sekarang untuk
menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta (universe).Teori ini berbunyi:
“ Alam semesta diciptakan
kira-kira 15.000.000.000 (lima belas trilyun) tahun yang lalu,kejadiannya
berawal dari meledaknya atom prima atau atom awal (Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dasyat yang menyebabkan berhamburannya
seluruh isi (Materi dan energi)atom prima itu ke segala arah.”
Dengan dasar teori Big Bang itu,
para ahli sekarang berhasil mereka ulang pembentukan alam semesta dari waktu ke
waktu, dimulai dari pristiwa Big Bang bahkan saat ini mereka dapat
memperkirakan bagaimana bentuk alam semesta ini beberapa abad nanti, contohnya
jika Galaksi Bimasakti (Milkyway) tempat kita berpijak dan galaksi tetangga yang paling dekat
yaitu Galaksi Andromeda akan saling bergerak mendekat dan suatu saat mereka akan bertabrakan.
Setelah terjadinya ledakan (big
Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta (cosmic cataclysm). Alam semesta
dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan padat. Dari bola-bola api
inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-muatan energi,
dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di alam
semesta. Daya kekuatan alam yang
diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya gravitasi, kemudian daya nuklir
serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu
elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian
membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih
berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan
perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap ini, inti atom hidrogen, helium dan
litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam semesta mulai memasuki tahap
suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron yang bermuatan
negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan helium
yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus
membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan suhunya juga semakin
mendingin.
Proses pengembangan alam semesta
terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi mulai
mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang, sehingga menciptakan
gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini semakin memadat, inti
gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat dengan suhu yang juga
terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai bentuk awal sebuah
bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa maka kelompok
bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang (galaksi).
Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta
galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses
pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan
nama Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas.
Gumpalan awan gas yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan
berputar-putar. Bagian tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala
menjadi bintang sementara materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan,
menyatu dan menggumpal membentuk planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi
yang merupakan bagian kecil dari material yang menggumpal ini menjadi planet ke
tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin, memungkinkan terbentuknya
atmosfer pendukung kehidupan.
Teori Big Bang ini diajukan oleh Georges Lemaitre pada tahun 1927, dia adalah seorang pendeta sekaligus ahli matematika dari
Belgia.
Bertahun-tahun kemudian, Edwin Hubble menetapkan teori bahwa : Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya
bergerak menjauhi pusat alam semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau
dapat dikatakan bahwa alam semesta ini mengembang kesegala arah. Apa yang
dikemukakan Hubble ini menguatkan teori Big Bang-nya Lemaitre.
Teori Big Bang juga
memprediksikan bahwa ledakan Big Bang telah meninggalkan seberkas cahaya
radiasi ("background" radiation) dan pada tahun 1964, Arno Penzias
dan Robert Wilson berhasil menemukan radiasi pertama ini, persis seperti yang
diprediksikan dalam teori Big Bang.
4. Terbentuknya Materi Padat
Setelah big bang sampai 300.000
tahun kemudian, bentuk materi masih berupa gas. Dari gumpalan-gumpalan gas ini
selanjutnya bintang-bintang berukuran sangat besar mulai terbentuk tetapi hanya
berusia pendek karena kemudian meledak (supernova). Setelah meledak gas-gasnya
menggumpal lagi, menjadi padat, kemudian menyala dan terbentuk bintang-bintang
lagi yang berukuran lebih kecil,
meledak kembali, demikian terus
menerus untuk beberapa kali sampai akhirnya terbentuk materi-materi berat di
inti bintang-bintang yang meledak. Materi-materi padat inilah yang kemudian
membentuk benda-benda di alam semesta seperti yang sekarang ini seperti
planet-planet dll bahkan unsur-unsur pembentuk tubuh kita sebagian besar dari
materi-materi berat ini.
Jadi, materi-materi padat
dibentuk di dalam inti bintang melalui proses fusi nuklir (peleburan /
penyatuan materi nuklir) dan dimulai dari materi-materi ringan seperti hidrogen
dan helium. Sementara materi-materi yang lebih berat seperti karbon, oksigen,
nitrogen hingga besi dibentuk di dalam inti bintang karena memang suhu dan
tekanannya lebih memungkinkan. Materi-materi ini terlempar ke luar angkasa saat
bintang-bintang tersebut meledak.
1.2 Pengertian dan bentuk-bentuk galaksi
Galaksi adalah Langit dihiasi bintang-bintang yang
jumlahnya tak terhitung, yang bisa diamati dengan mata telanjang maupun
teropong bintang. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun
antar-bintang berjauhan di angkasa.[4]
Dari penjelasan Ismail al-Juwasy tersebut dapat kita katakan bahwa galaksi tak
ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin untuk dipisahkan dari
induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya. Sama halnya
bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin gemerlap sendirian tanpa
disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau
kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar
diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni
bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari
samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini
dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan
lebar 10 tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat
galaksi.[5]
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan
mata telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni
galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi
Andromeda lebih besar daripada Milky way..
a)
Ciri-ciri
Galaksi
· Galaksi
adalah himpunan berbilion, malah bertrilion bintang-bintang
· Semua
Galaksi memiliki inti dari system galaksi
· Seluruh
system yang terdapat pada galaksi melakukan rotasi
· Galaksi
memiliki cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan
· Galaksi
memiliki bentuk tertentu
· Galaksi-galaksi
hanya terlihat di luar jalur Galaksi BimaSakti
b)
Klasifikasi
Galaksi
Menurut
morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe galaksi spiral, galaksi
elips, dan galaksi tidak beraturan ( Simatupang, 2000 ). Pembagian ini berdasarkan
bentuk atau penampakan galaksi – galaksi tersebut. Galaksi yang diamati dan
dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas 75 % galaksi spiral, 20 %
galaksi elips, dan 5 % galaksi tidak beraturan. Berikut klasifikasinya :
1.3
Macam-macam galaksi
Galaksi Tidak Beraturan
Galaksi
tidak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki
bentuk khusus.
Ciri –
cirinya :
· Galaksi ini
banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas gas dan debu.
· Terdiri atas
bintang – bintang tua dan muda.
· Bentuknya
tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus.
Contohnya :
Awan
Magellan Besar
Awan
Magellan Kecil
Galaksi Elips
Sesuai
dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi bentuk aslinya tidak
diketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah pandang kita, apakah dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut.
Ciri –
cirinya :
· Tipe galaksi
mulai dari yang berbentuk bundar sampai yang berbentuk bola pepat.
· Struktur
dari galaksi ini tidak terlihat dengan jelas.
· Terlihat
sangat redup.
· Sangat
sedikit mengandung materi antarbintang.
· Anggotanya
adalah bintang – bintang tua.
Contohnya :
Galaksi M87,
yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat dirasi virgo.
Galaksi Spiral
Galaksi tipe
ini adalah tipe yang paling uum dikenal orang. Keungkinan besar dikarenakan
bentuk spiralnya yang indah itu. Bagian – bagian utama galaksi spiral adalah
halo , bidang galaksi termasuk lengan spiral dan bulge , dan bagian pusat
galaksi yang menojol. Gugus Bola adalah kumpulan bintang – bintang yang
berjumlah puluhan ribu bintang yang lahir bersama – sama, dan mengumpul
berbentuk bola. Gugus bola inilah yang membentuk halo bersama bintang – bintang
yang tidak terdapat di bidang galaksi.
Ciri –
Cirinya :
· Berbentuk
spiral yang indah.
· Terdiri atas
bintang – bintang tua dan bintang – bintang muda.
· Bintang –
bintang besar terdapat pada gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
· Galaksi ini
berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari galaksi elips. Dan karena
kecepatan rotasinya ini menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang
galaksi.
· Kecepatan
rotasi tiap bagian galaksi spiral tidak sama. Semakin kearah pusat galaksi
kecapatannya semakin besar.
· Bintang –
bintang muda terdapat dilengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi.
1.4 asal usul tata surya
1.
Teori
Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya
dari Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di
bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu
karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya
planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di
tengah lebih besar lagi.[11]
2.
.
Teori Nebule atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827)
dan Piere Simon de Laplace (1796).
Matahari
dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya,
karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang
besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola
itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian
massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang
di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk
gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan
bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang
sebagai matahari.[9]
Teori kabut
ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah
benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada
banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya
banyak teori baru yang lebih memuaskan.[10]
3.
Teori
Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi dan Forest
R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari
benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan
pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi pasang naik antara
matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh sebagian massa dari
matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan
di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi
matahari.
4.
Teori Pasang Surut, Sir James Jeans
(1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir
sama dengan teori Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu
membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu mengakibatkan cerutu itu
terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di
bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu
karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya
planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di
tengah lebih besar lagi.[11]
5.
Teori
Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan
oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu
mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik
ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan
kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian
tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan
menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.
Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku
kemudian menjadi planet-planet.
6.
Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu
matahari mungkin merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak
menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi
planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.[12]
7.
Teori
Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika berubah
menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan
tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat.
Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat
ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan
trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan
kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat
kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori
Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya
tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari
ketiadaan.[13]
Pada tahun 1948, Gerge Gamov
muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah
pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang angkasa
untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit
bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big
Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai
penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini
menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam
semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS.
Al-Mulk, 67:3)[14]
1.5 Susunan
tata surya
Anggota Tata Surya
A. Matahari
Matahari adalah bintang paling besar dan menjadi pusat
tata surya. Jarak bumi ke matahari kira-kira 149.600.000 satuan astronomi (SA).
Matahari berotasi pada sumbunya dengan arah rotasi dari barat ke timur. Periode
rotasi matahari pada bagian equatornya adalah 34 hari, sedangkan pada bagian
kutubnya memerlukan waktu sekitar 27 hari. Perbedaan rotasi tersebut
dikarenakan matahari berbentuk gas, sehingga bagian equator dan kutubnya
mempunyai gerak yang berbeda.
Matahari merupakan bola api yang suhu pada intinya sekitar 35 juta derajat celcius dan suhu pada bagian permukaannya 6000 derajat celcius.
Matahari merupakan bola api yang suhu pada intinya sekitar 35 juta derajat celcius dan suhu pada bagian permukaannya 6000 derajat celcius.
B. Planet- Planet
Planet adalah benda langit yang tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri. Cahaya planet merupakan pantulan dari cahaya matahari. Kedudukan
planet-planet dengan bintang-bintang tidak tetap. Setiap planet mampunyai
periode rotasi dan revolusi yang berbeda-beda. Planet dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu : planet dalam dan planet luar. Planet dalam yaitu merkurius, venus,
bumi dan mars, sedangkan planet luar yaitu yupiter, saturnus, uranus dan
neptunus. Adapun nama-nama planet adalah sebagai berikut !
1. Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari.
Jarak antara merkurius dengan mataharin tidak tetap, kadang menempati jarak
terdekat, kadang juga berada pada jarak terjauh dengan matahari. Jarak
rata-rata dengan matahari adalah 57,9 juta km. Secara fisik, diameter Mermurius
mengapain4.879 km. Waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali putaran pada
porosnya (periode rotasi) adalah 58,6 hari. Volume merkurius adalah sekitar
0,055 kali massa Bumi. Bentuk planet ini mirip Bulan, dengan permukaan berupa
lapisan tipis silikat. Komposisi pembentuk planet initerdiri atas besi dan
unsur berat lain. Suhu pada siang hari planet Merkurius C, sedangkan suhu pada
malam hari .
2. Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari.
Venus memiliki jarak terhadap matahari tidak tetap. Jarak rata-rata antara
Venus dengan matahari adalah 108 juta km. Diameter Venus mencapai 12.100 km,
sedangkan massanya sekitar 0,815 kali massa bumi. Periode rotasinya adalah
243,2 hari, sedangkan periode revolusinya adalah 225 hari. Bentuk planet ini
mirip Bumi dengan permukaan berupa awan
tebal dengan suhu permukaan C. Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.
tebal dengan suhu permukaan C. Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.
3. Bumi
Bumi adalah planet terdekat ketiga matahari dan
satu-satunya yang planet yang memiliki kehidupan. Jarak rata-rata Bumi dengan
Matahari adalah 150 juta km. Diameter bumi adalah 12.760 km. Periode rotasinya
adalah 24 hari, sedangkan pariode revolusinya 365,25 hari. Suhu rata-rata
permukaan bumi adalah 14 derajat Celcius.
Udara yang mengelilingi Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas-gas lain. Air di Bumi hampir 96% tersusun dari hidrogen dan oksigen. Bagian gunung berapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik serta tanah. Bumi memiliki 1 buah satelit yaitu bulan.
Udara yang mengelilingi Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas-gas lain. Air di Bumi hampir 96% tersusun dari hidrogen dan oksigen. Bagian gunung berapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik serta tanah. Bumi memiliki 1 buah satelit yaitu bulan.
4. Mars
Gambar di samping kanan adalah perbandingan ukuran
planet dalam.
Mars merupakan planet keempat dalam urutan tata surya.
Jarak rata-rata dari matahari adalah 228 juta km. Diameter Mars mengapai 6.780
km, sedangkan
massanya 0,11 kali massa bumi. Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 687 hari. Bentuk planet ini mirip Bumi dengan atmosfer
mengandung CO , sedikit N , Ar, CO, Ne, Kr, dan Xe. Pada musim dingin suhu di plnet ini mencapai C, sedangkan pada musim panas suhunya mencapai C. Jumlah satelit Mars adalah 2.
massanya 0,11 kali massa bumi. Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 687 hari. Bentuk planet ini mirip Bumi dengan atmosfer
mengandung CO , sedikit N , Ar, CO, Ne, Kr, dan Xe. Pada musim dingin suhu di plnet ini mencapai C, sedangkan pada musim panas suhunya mencapai C. Jumlah satelit Mars adalah 2.
5. Jupiter
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya.
Mempunyai jarak rata-rata dari matahari 778,3 juta km. Diameternya 14.980 km
dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasinya 9,8 jam, sedangkan
periode revolusinya adalah 11,86 tahun. Atmosfer Jupiter mengandung hidrogen
(H), helium (He), metana (CH ), amonia (NH ). Suhu dipermukaan berkisar C.
Jupiter memiliki 16 satelit.
6. Saturnus
6. Saturnus
Saturnus adalah planet terdekat keenam setelah
Jupiter. Jarak rata-rata dari matahari adalah 1.429,4 juta km. Diameternya
mengapai 120.540 km dan memiliki massa 94,3 kali dari massa bumi. Periode
rotasi nya 10,7 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 29,5 tahun. Planet
ini mempunyai intii dan gingin. Planet ini satu-satunya planet yang memiliki
cincin. Atmosfer
mengandung helium (He). Suhu pada puncak awannya C. Planet ini memiliki 18 satelit.
7. Uranus
mengandung helium (He). Suhu pada puncak awannya C. Planet ini memiliki 18 satelit.
7. Uranus
Uranus memiliki jarak rata-rata dengan matahari 2.875
juta km. Diameternya 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa bumi. Periode
rotasinya 17,25 jam, sedangkan periode revolusinya 84 tahun. Bentuk planet ini
mirip dengan bulan dengan permukaan berwarna hijau dan biru, dibungkus atmosfer
yang mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH ), dan etana. Suhu
atmosfer C dan suhu intinya mencapai C. Uranus memiliki 15 satelit.
8. Neptunus
Neptunus memiliki jarak rata-rata dari matahari 4.450
juta km. Diameternya 49.530 km dan memiliki massa 17,2 kali massa bumi. Periode
rotasinya 16,1 jam, Sedangkan periode revolusinya 164, 8 tahun. Bentuk planet
ini mirip dengan bulan dengan permukaan terdapat lapisan silikat. Planet
Neptunus memiliki 8 buah satelit.
C. Satelit
Stelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kecil daripada planet, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama dengan planet, berputar mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan,
yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi bersama planet mengelilingi matahari. Satelit ada dua macam yaitu :
a. Satelit alamiah yaitu satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan manusia. contoh satelit alam adalah bulan.
b. Satelit buatan yaitu satelit yang sengaja dibuat
oleh manusia yang memasuki ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik yang
berawak maupun yang tidak berawak.
Satelit buatan berguna untuk :
Satelit buatan berguna untuk :
a. Satelit astronomi: satelit yang digunakan
untuk mengamati planet, galaksi, dan benda luar angkasa lainnya.
b. Satelit komunikasi: satelit buatan yang dipasang di
angkasa dengan tujuan telekomunikasi.
c. Satelit pengamat bumi:satelit yang dirancang khusus
untuk mengamati bumi seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan
peta, dan lain sebagainya.
d. Satelit navigasi: satelit yang menggunakan sinyal
radio yang disalurkan ke penerima dipermukaan tanah untuk menentukan lokasi
sebuah titik dipermukaan bumi seperti mengukur jarak antar bangunan.
e. Satelit mata-mata: satelit pengamat bumi yang
digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
f. Satelit cuaca: satelit yang diguanakan untuk
mengamati cuaca dan iklim di bumi.
Satelit Indonesia adalah satelit palapa dan disingkat
SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik)Palapa. Pusat pengendali satelit
Palapa adalah di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
D. Komet
matahari dengan garis
edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.Komet
berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet
terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada
saat berada jauh dari matahari.Ketika mendekati matahari,
sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas
dan ekor. Komet juga mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam
sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar
yang berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km.
Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di
luar angkasadaripada planet. Komet membutuhkan ribuan
tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari. Kita
sering menyebut komet sebagai bintang berekor. Sebetulnya pernyataan
bintang disini tidak tepat. Komet terbentuk dari es dan debu.
Bagian-bagian
komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor.
Inti komet
adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet arahnya selalu
menjauh dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam,
yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak
berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau
ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian
inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas tersebut
sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor
inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu
ekor dan ada yang dua atau lebih.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Komet berekor panjang,
yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang
sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas
daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan
gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya,
komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000
tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
b. Komet
berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga
kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika
mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga
hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor.
Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap
3,3 tahun sekali
E. Asteroid
Asteroid adalah benda-benda angkasa yang berada dalam
serbuk asteroid, yakni daerah antara orbit Mars dan Jupiter.
Ada dua teori asal mula asteroid :
1. Asteroid berasal dari planet yang terletak di
antara Mars dan Jupiter meledak karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk
asteroid-asteroid.
2. Asteroid terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya terdapat gukup partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu berkelompok.
2. Asteroid terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya terdapat gukup partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu berkelompok.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang
terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan
satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan
kebenarannya melalui penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
B. SARAN-SARAN
1. Hendaknya kita sebagai manusia harus bisa menikmatidan menjaga
sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam semesta beserta
isinya).
2. Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari
koridor keilmuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustafa KS. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya.
Penerbit Percetakan Offcet.
Dr. Mawardi. Dkk. Buku IAD, ISD, IBD Penerbit Pustaka
Setia. See. Harun Yahya, The Evolution Deceit: The Scientific Collapse of
Darwinism and Its Ideological Background, Istanbul, 1998.
Cronin,
Vincent, The View from Planet Earth: Man Looks at the
Cosmos, New York: William Morrow & Company, Inc., 1981, ISBN 0-688-00642-6
Roos, Matts Introduction to Cosmology. John
Wiley & Sons, Ltd, Chichester: 2003.
Hawley, John F. & Katerine A. Holcomb Foundations
of Modern Cosmology. Oxford University Press, Oxford:
1998.
Hetherington, Norriss S. Cosmology: Historical,
Literary, Philosophical, Religious, and Scientific Perspectives. Garland
Publishing, New York: 1993.
Gal-Or, Benjamin, Cosmology, Physics and
Philosophy, Springer Verlag, 1981, 1983, 1987, New York
Komentar
Posting Komentar