Model Explicit Instruction
A.
Pemilihan
Model Pembelajaran Inovatif
1. Kompetensi
dasar yang ingin dicapai:
Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh
dengan memperhatikan isi serta perannya.
2. Model
pembelajaran inovatif yang dipilih:
Model Explicit Instruction
3. Uraian
umum model pembelajaran inovatif yang dipilih:
a. Definisi:
Model Explicit Instruction merupakan
suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung.
Menurut Arends (dalam
Trianto,2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
Explicit Instruction menurut
Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011:118) dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan
untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada
siswa.
Dari berbagai kutipan diatas
mengenai explicit instruction dapat disimpulkan bahwa model pengajaran
langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah.
Pada model explicit instruction terdapat
lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan
tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk
menerima penjelasan guru.
b. Kelebihan
dan Kelemahan:
Kelebihan model explicit instruction :
1)
Dengan
model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi
yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang
harus dicapai oleh siswa.
2)
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas
yang besar maupun kecil.
3)
Dapat
digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4)
Dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5)
Merupakan
cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan
yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6)
Dapat
menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7)
Memungkinkan
guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui
presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme
siswa.
Sedangkan kelemahan model explicit instruction :
1)
Model pembelajaran langsung bersandar pada
kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,
mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam
hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2)
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk
mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran
dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3)
Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan
untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan interpersonal mereka.
4)
Karena guru memainkan peran pusat dalam model
ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru
tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,
siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka
akan terhambat.
5)
Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat
struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi
karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap
kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa
c. Sintaks:
Fase
|
Peran Guru
|
Fase
1
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru menjelaskan
TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar.
|
Fase
2
Medemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
|
Guru mendemontrasikan
keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
|
Fase
3
Membimbing
pelatihan
|
Guru
merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
|
Fase
4
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mencek apakah
siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
|
Fase
5
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
|
Guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.
|
Kardi & Nur (dalam Trianto, 2011:43)
Tahapan atau sintaks model explicit
instruction menurut Bruce dan Weil (dalam Sudrajat,2011:3)., sebagai
berikut: “ 1) Orientasi, 2) Prestasi, 3) Latihan terstruktur, 4) Latihan
terbimbing, 5) Latihan mandiri”.
Orientasi. Sebelum menyajikan dan
menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan
kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui
pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2)
mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan
materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
Presentasi. Pada fase ini guru
dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun
keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam
langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif
pendek; (2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan
keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja
terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Latihan terstruktur. Pada fase ini
guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting
dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon
siswa yang salah.
Latihan terbimbing. Pada fase ini
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran
guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
Latihan mandiri. Pada fase ini
siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa
jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Slavin (dalam Trianto:2011)
mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks explicit instruction, yaitu
sebagai berikut :
1)
Menginformasikan tujuan pembelajaran dan
orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal
yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
2)
Me-review pengetahuan dan keterampilan
prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3)
Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini,
guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
4)
Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa
dan mengoreksi kesalahan konsep.
5)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
6)
Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan
balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang
keterampilan jika diperlukan.
7)
Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini,
guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
4. Jelaskan
alasan mengapa anda memilih model pembelajaran tersebut untuk mencapai
kompetensi yang anda tetapkan, dan uraikan tata cara pemilihannya:
Alasan saya memilih model pembelajaran explicit
instruction, karena model explicit
instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu
siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah. Dalam kompetensi dasar menuntut siswa
memiliki keterampilan dasar dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini juga
dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja
kelompok. Galam model ini guru lebih cenderung mampu mengontrol siswa, karena
guru ikut aktif dalam pembelajaran dalam membimbing para siswa. Dalam
pembelajaran ini siswa juga di tuntut untuk aktif dalam kelompok atau
pembelajaran. Dalam model explicit instruction siswa akan lebih serius dalam mengikuti dan memperhatikan pelajaran.
Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar tidak ada model yang secara menyeluruh
dapat digunakan, karena setiap model pasti akan memiliki kelebihan dan
kelemahan tertentu yang akan menentukan apakah model tersebut baik digunakan
atau tidak. Pemilihan model pembelajaran memiliki tata cara dalam pemilihannya
agar mampu mencapai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Tata cara pemilihan
tersebut adalah 1). Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemampuan guru, 3) Anak
didik, 4) Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas yang
tersedia, 6) Waktu yang tersedia, 7). Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.
1) Tujuan
yang hendak dicapai
Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah
mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang hendak di capainya. Demikian juga
setiap pendidik atau guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus
mengerti dengan jelas tentang tujuan pendidikan. pengertian akan tujuan
pendidikan ini mutlak perlu sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan dan
menjadi pengarah daripada tindakan-tindakanya dalam menjalan fungsinya sebagai
guru disamping menjadi sasaran dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan
pengajaran juga berfungsi sebagai pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk
metode) yang digunakan dalam mengajar.
2) Peserta
Didik.
Para peserta didik merupakan faktor yang tak kalah
penting yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih metode mengajar. Ini
sebab metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu
misalnya; metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak supaya peserta
diskusi dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang
dikemukakan peserta lain dan penguasaan bahasa serta keterampilan dalam
mengemukakan pendapat.
3) Bahan
Pelajaran.
Bahan pelajaran yang menuntut kegiatan penyelidikan
oleh peserta didik hendaklah disajikan melalui metode unit/metode proyek.
Apabila bahan pelajaran mengandung problem-problem harus disajikan melalui
metode-metode pemecahan masalah. Bahan pelajaran yang berisi fakta-fakta dapat
disajikan misalnya melalui metode ceramah, sedangkan bahan pelajaran yang
terdiri dari latihan-latihan misalnya keterampilan–keterampilan disajika
melalui metode drill, dan sebagainya. Jenis materi pelajaran (kognitif,
psikomotorik, afektif), setiap guru terlebih dahulu harus mengenali
kecenderungan materi yang akan diajarkan, metode materi yang cinderung dominan
pada kognitif akan berbeda dengan metode materi yang dominan pada psikomotorik
dan afektif.
4) Fasilitas
Yang termasuk dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang waktu, buku-buku, perpustakaan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum, fasilitas ini turut menentukan metode mangajar yang akan di pakai oleh guru.
Yang termasuk dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang waktu, buku-buku, perpustakaan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum, fasilitas ini turut menentukan metode mangajar yang akan di pakai oleh guru.
5) Situasi
Yang termasuk dalam situasi ialah keadaan peserta didik (yang menyangkut kelelahan mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas yang berdekatan yang diberikan pelajaran dengan metode tertentu.
Yang termasuk dalam situasi ialah keadaan peserta didik (yang menyangkut kelelahan mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas yang berdekatan yang diberikan pelajaran dengan metode tertentu.
6) Partisipasi
Paritsipasi adalah turut aktif dalam suatu kejadian. Dalam pembelajaran aktif partisipasi siswa sangat diperlukan ada beberapa cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa pada saat kapan saja selama pelajaran, yaitu ; diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak-pendapat, diskusi sub kelompok, mitra belajar, penyemangat, panel, ruang terbuka, permainan dan memanggil acara selanjutnya.
Paritsipasi adalah turut aktif dalam suatu kejadian. Dalam pembelajaran aktif partisipasi siswa sangat diperlukan ada beberapa cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa pada saat kapan saja selama pelajaran, yaitu ; diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak-pendapat, diskusi sub kelompok, mitra belajar, penyemangat, panel, ruang terbuka, permainan dan memanggil acara selanjutnya.
7) Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru dituntut untuk memenuhi syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya tiap guru yang akan menggunakan metode tertentu ia harus mengerti tentang metode tersebut.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru dituntut untuk memenuhi syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya tiap guru yang akan menggunakan metode tertentu ia harus mengerti tentang metode tersebut.
8) Kebaikan
dan Kelemahan
Tidak ada satu metode yang baik untuk setiap tujuan
dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kelemahan. Guru perlu mengetahui
kapan suatu metode tepat di gunakan dan kapan harus digunakan dan kapan harus
digunakan kombinasi dari metode-metode. Guru hendaknya memilih metode yang
paling banyak mendatangkan hasil. Dan perlu diperhatikan, hendaknya setiap
penggunaan metode, menuntut unsur kesenangan dan kegembiraan.
B.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
I.
Identitas Mata Pelajaran
SD/MI : SD Negeri
4 Banjar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
V/I
Jumlah Pertemuan : 1 x
pertemuan
Alokasi Waktu : 3 x 30 menit
II. Standar Kompetensi:
1.
Mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis
III. Kompetensi Dasar:
1.1
Menulis dialog sederhana antara
dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya
IV.
Indikator Kompetensi:
1.1.1
Siswa
dapat menulis dialog dengan tema yang telah ditentukan.
1.1.2
Siswa
dapat memperagakan dialog yang dibuat di depan kelas.
V.
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak dan mengkaji buku ajar,
kemudian mendiskusikan dengan teman sebangku siswa dapat menulis dialog dengan
tema yang ditentukan dengan benar.
2. Setelah menyimak dan mendiskusikan dengan teman sebangku siswa dapat
memperagakan dialog yang dibuat di depan kelas dengan benar.
VI.
Materi Pembelajaran
Pada pelajaran
sebelumnya, kamu telah mengenal teks percakapan atau dialog. Keterampilan
menyusun dialog dapat kamu kembangkan melalui kegiatan menulis cerita pendek atau
drama. Dalam drama, misalnya, dialog merupakan unsur penting. Dialog akan
mengungkapkan watak para tokoh atau latar dalam cerita. Lafal adalah cara
seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Kejelasan
pengucapan bunyi harus berbeda. Intonasi adalah ketepatan penyajian rendahnya nada. Intonasi dapat pula
berupa keras lemahnya cara mengucapkan kata.
Dalam menulis
dialog, kamu dapat menggunakan tanda titik dua ( : ). Tanda titik dua digunakan
dalam teks percakapan sesudah kata yang menunjukkan tokoh/pelaku yang
berbicara.
Contoh:
Ibu : Jessie, cepat bangun,
atau kau akan terlambat ke sekolah!
Jessie : Iya, Bu. Ini sudah
mau selesai.
Ibu : Sarapanmu sudah ibu
siapkan, cepatlah dimakan!
Jessie : Baik, Bu.
Berikut ini contoh
dialog sederhana antara Cut Tari,
Sigit, dan Rini. Mereka akan mewakili rekan sekelas mereka di Kelas V untuk
membesuk Larasati di rumah sakit. Mereka membicarakan apa yang akan dibawa.
Sigit : ”Kita beli apa, Tet?”
Cut Tari: ”Bunga dan buah-buahan saja. Setuju, Cut?”
Rini : ”Hm..., kita kasih uang saja.”
Cut Tari : ”Kok, uang?”
Sigit : ”Maksudmu bagaimana, Cut?”
Rini : ”Larasati kan sedang sakit. Bunga dan buah-buahan belum tentu
dapat
dinikmati. Lagi pula, Larasati kan sudah ditinggal
ayahnya.”
Cut Tari : ”Uang untuk apa?”
Rini : ”Untuk tambahan beli obat. Dengan begitu, ...”
Cut Tari : ”Mudah-mudahan Larasati cepat sembuh! Iya, kan?”
Rini : ”Iya, begitulah!”
Sigit : ”Wah, ide bagus itu, aku setuju!”
Ayo, Berlatih
1. Apakah yang
direncanakan tiga anak SD tersebut?
2. Kesimpulan apakah
yang diperoleh dari dialog mereka itu?
3. Mewakili
siapa mereka membesuk Larasati di rumah sakit?
4. Mengapa
mereka tidak memutuskan membawa bunga dan buah-buahan?
5. Apakah
tujuan mereka membesuk Larasati?
6. Perankanlah
teks dialog tersebut di hadapan kawanmu
VII.
Strategi
Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran :
Pendekatan Kontekstual
Model Pembelajaran :
Model Explicit
Instruction
Metode Pembelajaran :
a) Ceramah
b) Pengamatan
c) Percobaan
d) Diskusi
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1.
Guru memberikan salam pembuka
2.
Guru
mengisi
daftar kelas, mengabsen siswa dan berdoa.
3.
Guru menyiapkan media pembelajaran seperti LKS dan alat tulis.
4.
Apersepsi
(Guru menjelaskan tentang percakapan yang sering di lakukan dalam drama dan pementasan yang lainnya.)
5.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
2. Kegiatan
Inti (65 menit)
1. Kegiatan Eksplorasi
1)
Siswa membaca buku sumber yang
terkait dengan materi membuat dialog sederhana dan contoh dialog sederhana.
2)
Siswa menyimak dengan baik contoh
dialog yang diperagakan oleh guru untuk mengetahui cara memperagakan dialog
dengan baik dan benar.
2. Kegiatan Elaborasi
1)
Siswa mencatat dan membaca kembali
tentang eksplorasinya yang di anggap penting.
2)
Siswa mendiskusikan contoh dialog
sederhana yang telah diberikan oleh guru.
3)
Siswa mengerjakan tugas dengan
dituntun dan diamati oleh guru.
4)
Masing-masing kelompok memperagakan contoh dialog sederhana yang telah
dibuat didepan kelas dengan
ditunjuk oleh guru.
3. Kegiatan Konfirmasi
1)
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil diskusi bersama.
2)
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh siswa yang belum
mengerti.
3)
Guru memberi respon positif terhadap
siswa yang mau bertanya, menjawab pertanyaan dan menanggapi.
4)
Guru meluruskan jawaban dari siswa
yang menjawab atau memberikan komentar untuk perbaikan.
5)
Guru memfasilitasi siswa untuk
merefleksi dan merevisi hasil belajar yang masih salah.
6)
Guru memberikan motivasi kepada
siswa.
3. Kegiatan Penutup (15
menit)
1)
Guru bersama siswa membuat
simpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
2)
Guru melakukan penilaian dan
refleksi terhadap hasil materi yang di diskusikan.
3)
Guru memberikan remidi atau
pengayaan apabila masih ada siswa yang belum mencapai KKM.
4)
Guru mengakhiri pembelajaran dan menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
IX. Sumber Belajar dan Media/alat peraga
1. Buku BSE Bahasa Indonesia
Kelas V.
2. Gambar
X. Penilaian
Penilaian meliputi Proses
dan Hasil.
1.
Penilaian Hasil.
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Materi :
Membaca Teks Percakapan
Kelas/Semester :
V/I
SOAL:
1. Buatlah sebuah dialog sederhana yang terdiri
dari 2 atau 3 tokoh dengan tema kesehatan berdasarkan gambar berikut ini!
2. Peragakanlah dialog sederhana yang kalian buat
di depan kelas!
Keterangan: Jawaban benar
apabila menghasilkan kalimat yang padu.
Jawaban:
- Kebijakan guru.
- Kebijakan guru.
Pemberian Skor:
a.
Tabel pemberian skor untuk soal
nomor 1.
No
|
Kreteria Penilaian
|
Skor
|
1.
|
Kesesuain Tema
|
15
|
2.
|
Ketepatan Kalimat
|
15
|
3.
|
Kesesuaian Antar Kalimat
|
15
|
4.
|
Penggunaan Kata Baku
|
15
|
Skor Maksimal
|
60
|
Keterangan:
apabila siswa tidak memenuhi semua kreteria tersebut, maka siswa diberi skor
10.
b.
Tabel pemberian skor untuk soal nomor
2.
No
|
Kreteria Penilaian
|
Skor
|
1.
|
Lafal
|
20
|
2.
|
Intonasi
|
20
|
Skor Maksimal
|
40
|
Keterangan:
apabila siswa membaca tanpa memperhatikan lafal dan intonasi maka akan
diberikan skor 10.
Dari
kedua kegiatan tersebut akan diperoleh skor maksimal 100.
Penilaian:
N =
x 100
2.
Penilaian Proses.
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
||
Tanggung Jawab
|
Kedisiplinan
|
Partisipasi
|
||
Deskripsi:
1. Aspek Tanggung Jawab
Diberikan skor 5 apabila sangat
bertanggung jawab.
Diberikan skor 4 apabila
tanggung jawabnya baik.
Diberikan skor 3 apabila
cukup bertanggung jawab.
Diberikan skor 2 apabila
kurang bertanggung jawab.
Diberikan skor 1 apabila
tidak bertanggung jawab.
2. Aspek Kedisiplinan
Diberikan skor 5 apabila
sangat berdisiplin.
Diberikan skor 4 apabila
disiplinnya baik.
Diberikan skor 3 apabila
cukup berdisiplin.
Diberikan skor 2 apabila
kurang berdisiplin.
Diberikan skor 1 apabila
tidak berdisiplin.
3. Aspek Partisipasi
Diberikan skor 5 apabila sangat
berpartisipasi.
Diberikan skor 4 apabila
partisipasinya baik.
Diberikan skor 3 apabila
cukup berpartisipasi.
Diberikan skor 2 apabila
kurang berpartisipasi.
Diberikan skor 1 apabila
tidak berpartisipasi.
Keterangan:
Skor tertinggi
setiap aspek penilaian = 5
Skor terendah setiap
aspek penilaian = 1
Skor maksimal
keseluruhan aspek = 15
Skor minimal
keseluruhan aspek = 2
Penilaian:
N =
x 100
No.
|
Rentang Nilai
|
Kategori
|
1.
|
85 - 100
|
Sangat Baik
|
2.
|
70 - 84
|
Baik
|
3.
|
55 - 69
|
Cukup
|
4.
|
40 - 54
|
Kurang
|
5.
|
0 - 39
|
Sangat Kurang
|
Negara,………….
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
NIP
NIP
selamat malam. Maaf sebelumnya, bisakah saya bertanya buku yang digunakan untuk referensi penulisan model ini? Terimakasih
BalasHapus