Model Explicit Instruction


A.    Pemilihan Model Pembelajaran Inovatif
1.      Kompetensi dasar yang ingin dicapai:
Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya.
2.      Model pembelajaran inovatif yang dipilih:
Model Explicit Instruction
3.      Uraian umum model pembelajaran inovatif yang dipilih: 
a.    Definisi:
Model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung.
Menurut Arends (dalam Trianto,2011:41) Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011:118) dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Dari berbagai kutipan diatas mengenai explicit instruction dapat disimpulkan bahwa model pengajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Pada model explicit instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

b.    Kelebihan dan Kelemahan:
Kelebihan model explicit instruction :
1)      Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2)       Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3)      Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4)       Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5)      Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6)      Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7)      Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Sedangkan kelemahan model explicit instruction :
1)      Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2)      Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3)      Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4)      Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5)      Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa

c.    Sintaks:
Fase
Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Medemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
Kardi & Nur (dalam Trianto, 2011:43)
Tahapan atau sintaks model explicit instruction menurut Bruce dan Weil (dalam Sudrajat,2011:3)., sebagai berikut: “ 1) Orientasi, 2) Prestasi, 3) Latihan terstruktur, 4) Latihan terbimbing, 5) Latihan mandiri”.
Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek; (2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
Slavin (dalam Trianto:2011) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks explicit instruction, yaitu sebagai berikut :
1)      Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
2)      Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3)      Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
4)      Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
6)      Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
7)      Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
4.      Jelaskan alasan mengapa anda memilih model pembelajaran tersebut untuk mencapai kompetensi yang anda tetapkan, dan uraikan tata cara pemilihannya:
Alasan saya memilih model pembelajaran explicit instruction, karena model explicit instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Dalam kompetensi dasar menuntut siswa memiliki keterampilan dasar dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini juga dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Galam model ini guru lebih cenderung mampu mengontrol siswa, karena guru ikut aktif dalam pembelajaran dalam membimbing para siswa. Dalam pembelajaran ini siswa juga di tuntut untuk aktif dalam kelompok atau pembelajaran. Dalam model explicit instruction siswa akan lebih serius dalam mengikuti dan memperhatikan pelajaran. Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar tidak ada model yang secara menyeluruh dapat digunakan, karena setiap model pasti akan memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu yang akan menentukan apakah model tersebut baik digunakan atau tidak. Pemilihan model pembelajaran memiliki tata cara dalam pemilihannya agar mampu mencapai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Tata cara pemilihan tersebut adalah 1). Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemampuan guru, 3) Anak didik, 4) Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas yang tersedia, 6) Waktu yang tersedia, 7). Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.
1)      Tujuan yang hendak dicapai
Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang hendak di capainya. Demikian juga setiap pendidik atau guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pendidikan. pengertian akan tujuan pendidikan ini mutlak perlu sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan dan menjadi pengarah daripada tindakan-tindakanya dalam menjalan fungsinya sebagai guru disamping menjadi sasaran dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk metode) yang digunakan dalam mengajar.
2)      Peserta Didik.
Para peserta didik merupakan faktor yang tak kalah penting yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih metode mengajar. Ini sebab metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu misalnya; metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak supaya peserta diskusi dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang dikemukakan peserta lain dan penguasaan bahasa serta keterampilan dalam mengemukakan pendapat.
3)      Bahan Pelajaran.
Bahan pelajaran yang menuntut kegiatan penyelidikan oleh peserta didik hendaklah disajikan melalui metode unit/metode proyek. Apabila bahan pelajaran mengandung problem-problem harus disajikan melalui metode-metode pemecahan masalah. Bahan pelajaran yang berisi fakta-fakta dapat disajikan misalnya melalui metode ceramah, sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan-latihan misalnya keterampilan–keterampilan disajika melalui metode drill, dan sebagainya. Jenis materi pelajaran (kognitif, psikomotorik, afektif), setiap guru terlebih dahulu harus mengenali kecenderungan materi yang akan diajarkan, metode materi yang cinderung dominan pada kognitif akan berbeda dengan metode materi yang dominan pada psikomotorik dan afektif.
4)      Fasilitas
Yang termasuk dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang waktu, buku-buku, perpustakaan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum, fasilitas ini turut menentukan metode mangajar yang akan di pakai oleh guru.
5)      Situasi
Yang termasuk dalam situasi ialah keadaan peserta didik (yang menyangkut kelelahan mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas yang berdekatan yang diberikan pelajaran dengan metode tertentu.
6)      Partisipasi
Paritsipasi adalah turut aktif dalam suatu kejadian. Dalam pembelajaran aktif partisipasi siswa sangat diperlukan ada beberapa cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa pada saat kapan saja selama pelajaran, yaitu ; diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak-pendapat, diskusi sub kelompok, mitra belajar, penyemangat, panel, ruang terbuka, permainan dan memanggil acara selanjutnya.
7)      Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru dituntut untuk memenuhi syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya tiap guru yang akan menggunakan metode tertentu ia harus mengerti tentang metode tersebut.
8)      Kebaikan dan Kelemahan
Tidak ada satu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kelemahan. Guru perlu mengetahui kapan suatu metode tepat di gunakan dan kapan harus digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode. Guru hendaknya memilih metode yang paling banyak mendatangkan hasil. Dan perlu diperhatikan, hendaknya setiap penggunaan metode, menuntut unsur kesenangan dan kegembiraan.











B.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
I.    Identitas Mata Pelajaran
SD/MI                         : SD Negeri 4 Banjar
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : V/I
Jumlah Pertemuan       : 1 x pertemuan
Alokasi Waktu            : 3 x 30 menit

II. Standar Kompetensi:
1.                  Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan,  surat undangan, dan dialog tertulis
III.    Kompetensi Dasar:
1.1              Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya
IV.    Indikator Kompetensi:
1.1.1        Siswa dapat menulis dialog dengan tema yang telah ditentukan.
1.1.2        Siswa dapat memperagakan dialog yang dibuat di depan kelas.

V.       Tujuan Pembelajaran
1.  Setelah menyimak dan mengkaji buku ajar, kemudian mendiskusikan dengan teman sebangku siswa dapat menulis dialog dengan tema yang ditentukan dengan benar.
2. Setelah menyimak dan mendiskusikan dengan teman sebangku siswa dapat memperagakan dialog yang dibuat di depan kelas dengan benar.

VI.    Materi Pembelajaran

Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah mengenal teks percakapan atau dialog. Keterampilan menyusun dialog dapat kamu kembangkan melalui kegiatan menulis cerita pendek atau drama. Dalam drama, misalnya, dialog merupakan unsur penting. Dialog akan mengungkapkan watak para tokoh atau latar dalam cerita. Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Kejelasan pengucapan bunyi harus berbeda. Intonasi adalah ketepatan penyajian rendahnya nada. Intonasi dapat pula berupa keras lemahnya cara mengucapkan kata.
Dalam menulis dialog, kamu dapat menggunakan tanda titik dua ( : ). Tanda titik dua digunakan dalam teks percakapan sesudah kata yang menunjukkan tokoh/pelaku yang berbicara.
Contoh:
Ibu : Jessie, cepat bangun, atau kau akan terlambat ke sekolah!
Jessie : Iya, Bu. Ini sudah mau selesai.
Ibu : Sarapanmu sudah ibu siapkan, cepatlah dimakan!
Jessie : Baik, Bu.
Berikut ini contoh dialog sederhana antara Cut Tari, Sigit, dan Rini. Mereka akan mewakili rekan sekelas mereka di Kelas V untuk membesuk Larasati di rumah sakit. Mereka membicarakan apa yang akan dibawa.

Sigit : ”Kita beli apa, Tet?”
Cut Tari: ”Bunga dan buah-buahan saja. Setuju, Cut?”
Rini : ”Hm..., kita kasih uang saja.”
Cut Tari : ”Kok, uang?”
Sigit : ”Maksudmu bagaimana, Cut?”
Rini : ”Larasati kan sedang sakit. Bunga dan buah-buahan belum tentu dapat
            dinikmati. Lagi pula, Larasati kan sudah ditinggal ayahnya.”
Cut Tari : ”Uang untuk apa?”
Rini : ”Untuk tambahan beli obat. Dengan begitu, ...”
Cut Tari : ”Mudah-mudahan Larasati cepat sembuh! Iya, kan?”
Rini : ”Iya, begitulah!”
Sigit : ”Wah, ide bagus itu, aku setuju!”

Ayo, Berlatih
1. Apakah yang direncanakan tiga anak SD tersebut?
2. Kesimpulan apakah yang diperoleh dari dialog mereka itu?
3. Mewakili siapa mereka membesuk Larasati di rumah sakit?
4. Mengapa mereka tidak memutuskan membawa bunga dan buah-buahan?
5. Apakah tujuan mereka membesuk Larasati?
6. Perankanlah teks dialog tersebut di hadapan kawanmu



VII. Strategi Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran            :
Pendekatan Kontekstual
Model Pembelajaran                    :
Model Explicit Instruction
Metode Pembelajaran                  :
a)      Ceramah
b)      Pengamatan
c)      Percobaan
d)     Diskusi

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1.    Guru memberikan salam pembuka
2.    Guru mengisi daftar kelas, mengabsen siswa dan berdoa.
3.    Guru menyiapkan media pembelajaran seperti LKS dan alat tulis.
4.    Apersepsi (Guru menjelaskan tentang percakapan yang sering di lakukan dalam drama dan pementasan yang lainnya.)
5.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti (65 menit)
1.   Kegiatan Eksplorasi
1)   Siswa membaca buku sumber yang terkait dengan materi membuat dialog sederhana dan contoh dialog sederhana.
2)   Siswa menyimak dengan baik contoh dialog yang diperagakan oleh guru untuk mengetahui cara memperagakan dialog dengan baik dan benar.
2.   Kegiatan Elaborasi
1)   Siswa mencatat dan membaca kembali tentang eksplorasinya yang di anggap penting.
2)   Siswa mendiskusikan contoh dialog sederhana yang telah diberikan oleh guru.
3)   Siswa mengerjakan tugas dengan dituntun dan diamati oleh guru.
4)   Masing-masing kelompok memperagakan contoh dialog sederhana yang telah dibuat didepan kelas dengan ditunjuk oleh guru.
3.   Kegiatan Konfirmasi
1)      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil diskusi bersama.
2)      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh siswa yang belum mengerti.
3)      Guru memberi respon positif terhadap siswa yang mau bertanya, menjawab pertanyaan dan menanggapi.
4)      Guru meluruskan jawaban dari siswa yang menjawab atau memberikan komentar untuk perbaikan.
5)      Guru memfasilitasi siswa untuk merefleksi dan merevisi hasil belajar yang masih salah.
6)      Guru memberikan motivasi kepada siswa.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)
1)        Guru bersama siswa membuat simpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
2)        Guru melakukan penilaian dan refleksi terhadap hasil materi yang di diskusikan.
3)        Guru memberikan remidi atau pengayaan apabila masih ada siswa yang belum mencapai KKM.
4)        Guru mengakhiri pembelajaran dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
IX.   Sumber Belajar dan Media/alat peraga
1.    Buku BSE Bahasa Indonesia Kelas V.
2.    Gambar
X.      Penilaian
        Penilaian meliputi Proses dan Hasil.
1.      Penilaian Hasil.
Mata Pelajaran   : Bahasa Indonesia
Materi                  : Membaca Teks Percakapan
Kelas/Semester   : V/I

SOAL:
1.      Buatlah sebuah dialog sederhana yang terdiri dari 2 atau 3 tokoh dengan tema kesehatan berdasarkan gambar berikut ini!
2.      Peragakanlah dialog sederhana yang kalian buat di depan kelas!
Keterangan: Jawaban benar apabila menghasilkan kalimat yang padu.

Jawaban:
  1. Kebijakan guru.
  2. Kebijakan guru.
Pemberian Skor:
a.       Tabel pemberian skor untuk soal nomor 1.
No
Kreteria Penilaian
Skor
1.
Kesesuain Tema
15
2.
Ketepatan Kalimat
15
3.
Kesesuaian Antar Kalimat
15
4.
Penggunaan Kata Baku
15
Skor Maksimal
60
Keterangan: apabila siswa tidak memenuhi semua kreteria tersebut, maka siswa diberi skor 10.

b.      Tabel pemberian skor untuk soal nomor 2.
No
Kreteria Penilaian
Skor
1.
Lafal
20
2.
Intonasi
20
Skor Maksimal
40
Keterangan: apabila siswa membaca tanpa memperhatikan lafal dan intonasi maka akan diberikan skor 10.

Dari kedua kegiatan tersebut akan diperoleh skor maksimal 100.
Penilaian: N =  x 100

2.      Penilaian Proses.

No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Tanggung Jawab
Kedisiplinan
Partisipasi


























Deskripsi:
1.      Aspek Tanggung Jawab
Diberikan skor 5 apabila sangat bertanggung jawab.
Diberikan skor 4 apabila tanggung jawabnya baik.
Diberikan skor 3 apabila cukup bertanggung jawab.
Diberikan skor 2 apabila kurang bertanggung jawab.
Diberikan skor 1 apabila tidak bertanggung jawab.
2.      Aspek Kedisiplinan
Diberikan skor 5 apabila sangat berdisiplin.
Diberikan skor 4 apabila disiplinnya baik.
Diberikan skor 3 apabila cukup berdisiplin.
Diberikan skor 2 apabila kurang berdisiplin.
Diberikan skor 1 apabila tidak berdisiplin.
3.      Aspek Partisipasi
Diberikan skor 5 apabila sangat berpartisipasi.
Diberikan skor 4 apabila partisipasinya baik.
Diberikan skor 3 apabila cukup berpartisipasi.
Diberikan skor 2 apabila kurang berpartisipasi.
Diberikan skor 1 apabila tidak berpartisipasi.
Keterangan:
              Skor tertinggi setiap aspek penilaian = 5
              Skor terendah setiap aspek penilaian = 1
              Skor maksimal keseluruhan aspek    = 15
              Skor minimal keseluruhan aspek       = 2

Penilaian: N =  x 100

No.
Rentang Nilai
Kategori
1.
85 - 100
Sangat Baik
2.
70 - 84
Baik
3.
55 - 69
Cukup
4.
40 - 54
Kurang
5.
0 - 39
Sangat Kurang


                                                                                               Negara,………….
Mengetahui                                                                          Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah        



NIP                                                                                         NIP

Komentar

  1. selamat malam. Maaf sebelumnya, bisakah saya bertanya buku yang digunakan untuk referensi penulisan model ini? Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model-Model Pembelajaran Pkn di SD

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sosiologi: Individu dan Masyarakat