Sosiologi: Individu dan Masyarakat
INDIVIDU DAN MASYARAKAT
A.
Individu
“Individu”
berasal dari kata latin, “individium” artinya “yang tak terbagi”. Jadi,
merupakan suatu sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, individu menyangkut
tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majamuk, memegang peranan dalam
pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan
kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi
kehidupan.
Individu
merupakan bagian dari masyarakat. Individu dianggap satu sel satu atom, dan
kumpulan sel-sel itu merupakan struktur, merupakan suatu organisasi, ialah
organisme (Ahmadi, 2004:26). Uraian tersebut menunjukkan bahwa individu bagian
terkecil dari masyarakat. Disebutkan bahwa individu merupakan satu sel atau
satu atom dari masyarakat. Lebih lanjut disebutkan: “untuk dapat mengerti tata
kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas
tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk masyarakat itu” (Ahmadi, 2004:26).
Maka dapat dikatakan tata kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh tata kehidupan
individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu adalah
faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan
psikologis, sedangkan faktor ekstern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik
dan lingkungan sosial (Ahmadi, 2004:27). Faktor biologis adalah faktor yang ada
hubungannya dengan jasmaniah seseorang, sedangkan faktor psikologis berkaitan
dengan rohaniah. Lingkungan fisik yaitu berkaitan dengan lingkungan tempat
individu berada, adapun lingkungan sosial adalah menyangkut lingkungan tempat
ia berhubungan sosial, berhubungan dengan masyarakat sekelilingnya.
B. Masyarakat
1. Pengertian
Masyarakat
Masyarakat menurut Arbi dan
Syahrun (1991/1992:67) kelompok individu yang berintegrasi secara terorganisasi
yang mengikuti suatu cara hidup tertentu. Sedangkan masyarakat menurut
Ansyar (1989:49) merupakan suatu kumpulan para individu yang menyatakan diri
mereka menjadi satu kelompok. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditafsirkan
bahwa masyarakat adalah sekumpulan individu yang sudah terintegrasi dan
terorganisasi yang mengikuti cara/pola hidup tertentu. Jadi, dalam masyarakat
bukan hanya sekelompok orang, melainkan juga terintegrasi dan terorganisasi dan
juga mempunyai pola hidup tertentu.
2. Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut
Soerjono Soekanto masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut:
a. Beranggotakan
minimal dua orang.
b. Anggotanya
sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan
dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi
sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
e. Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama di suatu daerah tertentu.
f. Adanya
aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
3.
Ciri/Kriteria
Masyarakat yang Baik
Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan
manusia bisa dikatakan/disebut sebagai masyarakat:
1. Ada
sistem tindak utama.
2. Saling
setia pada sistem tindak utama.
3. Mampu
bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian
atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran/reproduksi.
4. Hubungan antara
Individu dengan Masyarakat
Antara individu dengan masyarakat
hubungan satu dengan yang lain, saling pengaruh mempengaruhi, individu
mempengaruhi adanya masyarakat, sebaliknya masyarakat mempengaruhi individu.
Keadaan masyarakat yang semakin maju
dan kompleks mempengaruhi individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
semakin meningkat. Demikian juga adanya kebutuhan atau keinginan individu untuk
mempengaruhi keberadaan masyarakat. Individu-individu semakin maju maka
masyarakatnya juga semakin maju.
Ditinjau dari kegiatannya, hubungan
antara individu dengan masyarakat dipengaruhi adanya pengaruh luar atau
pengaruh dari individu yang bersangkutan, seperti norma-norma, kebudayaan,
situasi, kepribadian individu, dan sebagainya (Yoesoef dan Santoso, 1986:2.2).
Menurut pendapat tersebut,
faktor-faktor yang berasal dari luar dan dari dalam yaitu berupa norma-norma,
kebudayaan, situasi dan kepribadian individu.
5. Perwujudan
dari Interaksi Sosial
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik antara orang-perorang, antara dengan
kelompok, atau kelompok dengan klelompok dalam masyarakat
Syarat
adanya interaksi sosial yaitu: 1) adanya kontak sosial, 2) adanya komunikasi
(Soekanto, 2006:64). Jadi, agar terjadi
interaksi sosial diperlukan syarat adanya kontak sosial dan syarat adanya
komunikasi.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
a. Jumlah pelakunya
lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi
diantara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau
tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu
pola atau system social tertentu
Pola
sosial yang melandasi interaksi sosial memiliki beberapa syarat :
-
Tujuan
yang jelas
-
Kebutuhan
yang jelas
-
Berdaya
guna dan berhasil guna
-
Adanya
kesesuaian dengan kaidah-kaidah sosial yang berlaku
Adapun
berwujudan interaksi sosial dapat berbentuk : 1) kerjasama, 2) akomodasi, 3)
asimilasi atau akulturasi, 4) persaingan, 5) pertikaian (Pirdarta,
2000:150-151). Dari uraian tersebut
dapat ditafsirkan sebagai berikut:
- a. Kerjasama adalah suatu bentuk adanya kerja bersama-sama, misalnya antara siswa dengan siswa, guru dengan murid, dan antara guru dengan guru.
- b. Akomodasi ialah usaha meredakan pertentangan, mencari kestabilan. Misalnya masyarakat tidak setuju adanya Peraturan Pemerintah No 37 (tentang pemberian kenaikan tunjangan kepada anggota DPR), akhirnya pemerintah berusaha merevisi.
- c. Asimilasi dan akulturasi ialah upaya mengurangi perbedaan pendapat antara anggota serta usaha meningkatkan persatuan dan kesatuan pikiran, sikap dan tindakan dengan memperhatikan tujuan bersama. Hal-hal yang mempermudah akulturasi yaitu: 1) toleransi, 2) menghargai kebudayaan orang lain, 3) sikap terbuka, 4) demokrasi dalam banyak hal, dan 5) adanya kepentingan bersama.
- d. Persaingan ialah bentuk kompetisi antara satu orang dengan orang lain atau bisa dari satu kelompok dengan kelompok lain. Persaingan ada yang berakibat baik ada juga yang berakibat buruk. Berakibat baik misalnya persaingan harga suatu produk, maka akibatnya barang di pasaran menjadi murah, persaingan di kelas untuk mencapai prestasi yang tinggi maka memacu anak untuk giat belajar agar memperoleh nilai yang baik. Berakibat buruk misalnya saling menyalahkan atau menjelekkan satu dengan yang lain.
- e. Pertikaian adalah pertentangan atau konflik. Hal yang menimbulkan konflik antara lain, perbedaan kepentingan, kebudayaan, dan pendapat.
6. Interaksi
yang Harmonis
Interaksi sosial yang harmonis dapat
menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi individu maupun masyarakat. Hal-hal
yang bermanfaat bagi kehidupan seperti: “Adanya kerjasama, pemberian bantuan,
solidaritas, bersatu, dan sebagainya ( Yoesoef dan Santoso, 1986:2.1).
Kerjasama mengandung makna yang
positif sebab dapat menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi semua orang. Bangsa
Indonesia memiliki salah satu keajaiban dunia yaitu Borobudur. Bangunan
Borobudur tidak akan pernah tewujud apabila antara warga pada saat itu tidak
berkerja sama. Jadi, dengan kerjasama dapat mewujudkan hal-hal yang bermanfaat
bagi warga negara. Bahkan sampai saat ini Borobudur merupakan tempat wisata
yang terkenal bukan hanya untuk warga
Negara Indonesia, tetapi juga warga bangsa-bangsa di dunia.
Pemberian bantuan adalah bentuk
toleransi atau solidaritas. Pada saat ini terjadi bencana bertubi-tubi, kita
semua sadar bahwa ada yang menerima bantuan dan ada yang memberi bantuan.
Contoh; tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, kelaparan di Yakohimo, dan
masih banyak lagi.
Solidaritas adalah rasa sosial.
Dengan solidaritas yang baik maka warga masyarakat yang mengalami penderitaan
akan menjadi lebih ringan, karena ada solidaritas atau kesetiakawanan dari
warga yang lain, yang kebetulan tidak mengalami penderitaan.
Bersatu adalah bentuk dari interaksi
sosial yang positif. Dengan bersatu kita telah menikmati hasilnya. Contoh
karena kita bersatu maka dapat merdeka dari penjajahan bangsa Belanda yang
berlangsung ± 350 tahun. Dengan bersatu kita membangun negara mulai dari Sabang
sampai Merauke.
Bagus,,sangat membantu dlm memahami tentang individu dan masyarakat
BalasHapusTerimakasih untuk informasinya.. sangat berguna untuk bahan referensi tugas..
BalasHapus