MAKALAH ASESMEN IPA SD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Perencanaan  penilaian  proses  serta  hasil  belajar  dan  pembelajaran  tidak  dapat  dilepaskan  dari  perencanaan  pembelajaran  itu  sendiri.  Penyusunan  rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan  satu  kesatuan  yang  tidak  dapat dipisahkan  satu  dengan  yang  lainnya. Rencana  penilaian  disusun  agar  menjadi  referensi  guru  dalam  menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran.  Di  dalam  merencanakan  penilaian  pembelajaran  perlu dipahami  guru  bahwa pembelajaran yang mendidik mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran  dan mendidik.  Kata  pembelajaran    memiliki  konotasi  aktif  karena  peserta  didik  secara aktif  melakukan  kegiatan  belajar  dalam  situasi  pembelajaran  yang  dirancang  oleh guru,  sedangkan  kata  mendidik  mengandung  konotasi  proses  menjadi  (becoming) seorang peserta didik secara komprehensif, baik secara pedagogi (akademik) maupun secara personal (kepribadian), profesional   (vokasional), dan  secara sosial (kewarganegaraan).
Hasil   penilaian   pembelajaran   adalah   hasil   analisis  sejumlah  fakta  tentang  performance (unjuk kerja) peserta didik dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan.  Fakta-fakta  yang  dikumpulkan,  diolah,  dianalisis,  diinterpretasi,  dan  disimpulkan merupakan  jabaran  kompetensi  yang  diharapkan  (kompetensi  dasar minimal) ke dalam sejumlah sub-kompetensi  beserta sejumlah   indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan fakta atau bukti kinerja peserta didik menggunakan instrumen  yang  disusun  berdasarkan  indikator  pencapaian  kompetensi.
Dalam konteks assesmen, perbedaan cara pandang terhadap konsep belajar dan pembelajaran mempengaruhi bagaimana assesmen dirancang. Perkembangan ilmu di bidang Psikologi Pendidikan berdampak pula terhadap cara pandang guru/dosen tentang desain pembelajaran, praktik pembelajaran dan tentu saja assesmen pembelajaran. Misalnya, tren pergeseran paradigma belajar mengajar berdasarkan pendekatan behavoristik ke konstruktivistik.
Mengingat begitu pentingnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengases proses dan hasil belajar, selayaknya para guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi memadukan berbagai pendekatan (behavirisme dan konstruktivisme) dalam melaksanakan asesmen proses dan hasil pembelajarannya, sekedar pengatahuan awal. Berikut ini secara berurutan akan dipaparkan hakikat asesmen proses dan hasil belajar, tujuan, prinsip-prinsip asesmen proses dan hasil belajar; sasaran ranah kompetensi belajar; teknik-teknik asesmen, prosedur asesmen proses dan hasil belajar dan implikasinya dalam pembelajaran.
Dalam mendeskripsikan konsep dan kegunaan berbagai jenis asesmen, baik terstandar maupun tidak terstandar. Dalam menentukan secara spesefik alat asesmen yang akan digunakan sesuai dengan informasi yang akan dikumpulkan. Terbiasa mengakses dan menggunakan strategi asasmen yang tepat. Memiliki kemampuan dalam membimbing dan memberikan masukan kepada pihak terkait dalam menentukan strategi asesmen yang tepat.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.        Bagaimana fungsi asesmen dalam pembelajaran
2.        Apa saja jenis-jenis asesmen menurut tujuan
3.        Bagaimana asesmen dalam ranah kognitif
4.        Bagaimana asesmen keterampilan proses
5.        Bagaimana asesmen untuk kategori berpikir tingkat tinggi
6.        Bagaimana asesmen dalam ranah afektif
7.        Bagaimana asesmen dalam ranah psikomotor
8.        Apa saja tehnik asesmen praktis 

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui fungsi asesmen dalam pembelajaran
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis asesmen menurut tujuan
3.      Untuk mengetahui asesmen dalam ranah kognitif
4.      Untuk mengetahui asesmen keterampilan proses
5.      Untuk mengetahui asesmen untuk kategori berpikir tingkat tinggi
6.      Untuk mengetahui asesmen dalam ranah afektif
7.      Untuk mengetahui asesmen dalam ranah psikomotor
8.      Untuk mengetahui beberapa tehnik asesmen praktis

1.4  Manfaat Penulisan Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1)      Bagi penulis.
a)   Dengan pembuatan makalah ini, penulis dapat mengetahui bagaimana asesmen dalam pembelajaran IPA SD
b)    Dengan pembuatan makalah ini, penulis dapat gunakan sebagai pedoman dalam mempelajari dan menerapkan asesmen dalam pembelajaran IPA SD
2)      Bagi pembaca.
a)   Dengan membuat makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih bagi pembaca tentang asesmen dalam pembelajaran IPA SD.
c)   Pemahaman terhadap pembuatan makalah ini, diharapkan pembaca dapat menanamkan akan pentingnya asesmen dalam pembelajaran IPA SD.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Fungsi Asesmen dalam Pembelajaran
Asesmen merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran di bidang studi apapun. Asesmen hendaknya dibedakan dari pengukuran prestasi belajar (pengumpulan informasi tentang prestasi murid-murid melalui tes dan lembar kerja) sedangkan assemen merupakan konsep yang lebih luas yang mencakup penilaian profesionlal pendidik, perasaan dan pengamatan, serta informasi-informasi lain yang di kumpulkan dari lingkungan belajar.
Fungsi assesmen:
a.         Sebagai alat untuk merencanakan, pedoman, memperkaya pembelajran IPA di kelas.
b.        Sebagai alat komunikasi dengan murid-murid, administrator dan orang tua murid, tentang pentingnya IPA.
c.         Sebagai alat untuk memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran.
d.        Sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA.

2.2    Jenis-Jenis Asesmen Menurut Tujuan
Ada tiga jenis asesmen menurut tujuan asesmen yaitu tujuan diagnostik, tujuan formatif, dan tujuan sumatif. Gunanya asesmen diagnostik adalah untuk hal-hal apa yang belum diketahui murid, dan hal-hal apa apa saja yang telah diketahui murid. Asesmen diagnostik dalam pembelajaran IPA bertujuan untuk melacak miskonsepsi IPA secara sendiri. Asesmen formatif memberikan balikkan dalam bimbingan kepada murid-murid dalam menyelesaikan tugasnya. Asesmen formatif diberikan disetiap proses pembelajaran. Asesmen sumatif dilangsungkan sesudah proses pembelajaran selesai. Kegunaan asesmen sumatif adalah untuk menilai beberapa banyak yang dapat diserap oleh murid-murid dan untuk mendapatkan nilai akhir murid-murid.
Tabel 1
Jenis-jenis Asesmen dan Cara Pelaksanaannya
Jenis asesmen
Saat asesmen
Alasan asesmen
Cara pelaksanaan asesmen
Diagnostik
Sebelum pembelajaran
Mendeteksi kebutuhan murid
Medeteksi miskonsepsi, dan apa–apa yang sudah dan apa–apa yang belum diketahui murid
Empat cara:
a. tes tertulis (tes pensil & dan kertas)
b. laporan tertulis proyek yang di kerjakan murid
c. porto folio
d. observasi dan kinerja murid
Formatif
Selama pembelajaran
Untuk mendapatkan balikan segera untuk memodifikasi pembelajaran konsep, atau membimbing murid dalam menyelesaikan tugas
Sumatif
Setelah pembelajaran
Untuk mengumpulkan nilai, mengases beberapa banyak yang di serap murid

2.2.1   Peranan Asesmen Diagnostik
Tes tertulis dapat digunakan dalam tes diagnostik. Tes semacam ini disebut (prates atau pretes) dan tes lisan. Dari data tes tersebut maka dapat membantu guru mengidentifikasi minat, kelebihan dan kelemahan murid dalam bidang studi IPA. Membantu guru melihat apakah seorang murid memerlukan bantuan dalam belajar atau tidak, dan memberi imformasi tentang perbedaan-perbedaan cara belajar   murid-murid. Adapun minat dan motivasi siswa dapat ditingkatkan dengan cara:
a.    Mengajak siswa menjadi rekan yang aktif dalam proses pembelajaran dan mulailah membiasakan sedikit demi sedikit melepaskan mereka dari situasi dimana mereka hanya sebagai pendekar yang aktif.
b.    Mengajak siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bagi dirinya dan selalu menginformasikan kemajuan mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
c.    Membimbing siswa agar menjadi mandiri dalam belajar dan dilihat dimana / bagaimana prestasi akademis pada saat ini dan pada masa mendatang.
d.   Menunjukan bahwa kita benar-benar peduli akan keberhasilan mereka.

2.2.2   Peranan Asesmen Formatif dalam pembelajaran
Asesmen formatif kadang-kadang diperlukan ditengah-tengah pembelajaran. Bila guru mengalami konsep-konsep yang sukar, maka diadakan asesmen mendapatkan data bagaimana caranya memoditikasi sebagian atau keseluruhan pembelajaran. Asesmen ini juga dapat dilaksanakan bila siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Jenis tes yaitu berbentuk lisan, tertulis, atau bentuk unjuk kinerja murid terutama untuk penguasaan keterampilan proses IPA.

2.2.3   Peranan Asesmen Sumatif dalam Pembelajaran
Asemen ini dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir untuk menjaring data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dapat dipahami oleh murid-murid, sebelum beralih ke pokok bahasan berikutnya. Peranan asesmen ini erat hubungannya dengan tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang jelas akan memudahkan perancangan asesmen. Menurut Bloom enam tingkat intelegensia dalam ranah koknitif yaitu:
a.    Pengetahuan tentang fakta–fakta dan prinsip–prinsip
b.    Pemahaman (memahami fakta-fakta dan ide-ide)
c.    Penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru)
d.   Analisa (memecahkan/membagi konsep dalam bagian-bagiannya kemudian melihat hubunganya satu sama lain)
e.    Sintesa (mengumpulkan fakta-fakta dan ide-ide )
f.     Evaluasi (mementukan nilai dari fakta-fakta dan ide-ide )
Dua tingkat intelegensi yang pertama yaitu pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golongn pikir tingkat rendah, sedangkan keempat tingkat intelegensi berikutnya dikategorikan dalam golongan berpikir tingkat tinggi. Menurut hasil penelitian guru-guru hanya menuntut para murid-muridnya, penguasaan berpikir tingkat rendah yaitu pengetahuan yang memerlukan hafalan belaka. Aspek-aspek penerapan, analisa, sintesa dan avaluasi hampir selalu diabaikan.

2.3    Asesmen dalam Ranah Kognitif
Cara-cara dalam pelaksanaan asesmen dalam ranah kognitif dapat dibagi atas 6 bagian, yaitu 1) memoergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas, 2) mempergunakan observasi guru atas kinerja murid, 3) mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi sedikit tulisan/kata-kata, 4) mempergunakan jurnal murid-murid, 5) mempergunakan peta konsep, 6) yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio.
Cara yang paling umum untuk mengetahui prestasi murid sesudah proses pembelajaran adalah dengan tes tertulis atau pensil dan kertas. Meskipun aspek pengetahuan dalam ranah kognitif merupakan aspek yang paling penting mendapat penekanan, seringkali penyusun tes tertulis yang baik untuk aspek ini mempunyai kesulitan tersendiri.
Bentuk-bentuk tes seprti diatas, tes tertulis antara lain adalah tes yang berbentuk uraian. Tes tertulis mempunyai kelemahan-kelemahan sehingga sebaiknya dilengkapi dengan bnetuk tes yang lain. Kelemahan-kelemahan tes tertulis adalah tidak dapat dipakai untuk mengetas murid dalam keterampilan proses IPA sebab dalam hal ini murid murid memperagakan/ mempertunjukan kemampuan menerapkan satu atau lebih keterampilan berdasarkan pengetahuan mereka tentang satu konsep. Kelemahan yang lain adalah hasilnya dengan saat pembelajaran waktunya terpaut cukup jauh sehingga jika diperlukan perubahan-perubahan dsalam suatu proses pembelajaran yang akan terlambat jika hanya mengandalkan pada tes ini. Cara lain untuk menilai kemampuan murid adalah mempergunakan pengamatan guru. Cara yang paling tepat untuk melaksakan ini adalah dengan mangajukan pertanyaan dan memperhatikan jawaban murid-murid satu demi satu atau kelompok dalam kelompok.

2.4      Asesmen Keterampilan Proses
Siswa yang nyata-nyata memahami konsep dalam topik yang berperan serta secara aktif dalam diskusi kelas ternyata gagal dalam tes tertulis. Dalam kasus ini, mungkin gambar dapat dipakai untui menilai aspek-aspek yang lebih luas daripada aspek pengetahuan. Klasifikasi, prinsip-prinsip dan teori-teori dapat dites mempergunakan gambar-gambar. Berikut ini contoh asesmen keterampilan proses sains dijabarkan dalam: kemampuan obeservasi, keterampilan klasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan inferensi, keterampilan kuantifikasi, keterampilan komunikasi, dan keterampilan interprestasi

2.5      Asesmen untuk Kategori Berpikir Tingkat Tinggi
Yang termasuk kategori tingkat tinggi menurut Bloom adalah aspek–aspek penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Dalam aspek penerapan, murid mempergunakan ilmu pengetahuan yang sudah di milikinya untuk diterapkan dalam situasi baru yang berbeda dengan situasi yang dikenalnya. Pada dasarnya kita meminta/memeriksa apakah murid–murid benar memahami suatu konsep sehingga dapat menerapkan dalam konteks yang lain
Contoh: Kamu sudah mempelajari bahwa antara makluk hidup ada saling ketergantungan. Terapkalah pengetahuanmu pada situasi berikut ini:
1.        Pernyataan berikut ini adalah salah “ menembak burung–burung kecil adalah suatu cara untuk olahraga yang menyenangkan “
2.        Bagaimanakah yang benar?
3.        Apa yang kamu lakukan bila ada orang–orang yang menembaki burung–burung dihalamanmu?
Asesmen keterampilan menganalisis melibatkan pemecahan ide atau pemenggalan ide, kemudian murid ditanya apakah mereka memahami hubungan antara pengalaman. Gambar-gambar kartun, grafik, gambar–gambar tanpa kita dapat dipakai untuk menjadi keterampilan menganalisis.
a.       Aspek menganalisis terbagi atas analisa unsur–unsur dan analisa sebab-akibat
b.      Asesmen aspek evaluasi memerlukan penggabungan antara aspek pengetahuan, aspek pemahaman, penerapan, analisa, dan aspek sintesa untuk menunjukan suatu penilaian

2.6      Asesmen dalam Ranah Afektif
Ranah koknitif meliputi pengetahuan-pengetahuan dan pemahaman secara intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat, sikap, nilai, dan apresiasi. Hal ini erat hubungannya dengan perasaan murid terhadap pelajaran IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara lain untuk mengetahui perasaan murid adalah dengan menggunakan daftar pilihan.
Contoh :
Berilah tanda (√) di antara kata yang berlawanan di bawa ini
Contoh Isian Untuk Mengases Perasaan Siswa Mengenai IPA
Menyenangkan ................................................................................   membosankan
Baik .................................................................................................   buruk
Berguna ...........................................................................................  tidak berguna
Mudah .............................................................................................   sulit
Rumit ..............................................................................................   sederhana
Diperlukan ......................................................................................               tidak diperlukan
Untuk mengetahui nilai-nilai yang dimiliki murid dapat dipakai pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk merangsang murid-murid memberi tanggapan yang berhubungan dengan nilai. Contoh berikut ini menyangkut topik yang kurang disukai tetapi merupakan fakta dalam kehidupan yaitu kematian.
Pertanyaan-pertanyaannya sebagai berikut.
1)      Apakah kamu pernah melihat burung yang mati?
2)      Bagaimanakah perasaanmu pada waktu melihatnya?
3)      Apakah kira-kira yang menyebabkannya?
4)      Apakah yang terjadi pada mahkluk hidup waktu ia mati?
5)      Binatang-binatang apa yang mati yang pernah kamu lihat?
2.7      Asesmen dalam Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor menekankan keterampilan-keterampilan motorik atau keterampilan menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan kegiatan percobaan IPA. Untuk ranah psikomotor kita dapat membuat bagan untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran.
Contoh pengamatan kinerja murid dan skala penilaian.
Tujuan tingkah laku pembelajaran
Selalu
Kadang
Tak pernah
Berhati–hati mengenai mikroskp



Membersikan lensa dengan benar



Menfokuskan lensa dengan benar



Menyediakan dan meletakan selinder dengan benar



Mengatur kaca agar mendapatkan sinar dengan cepat




2.8      Beberapa Tehnik Asesmen Praktis
Asesmen anda harus sesuai dengan pembelajaran yang anda laksanakan. Jika anda mengikut sertakan eksperimen maka anda harus memberi kesempatan kepada murid-murid untuk menunjukkan kinerja dalam keterampilan menangani benda-benda dan alat-alat, untuk menunjukkan penguasaan konsep dan pemikiran “ilmiahnya” , bagaimana ia sampai kepada jawaban, dan hasil percobaan yang dilaksanakannya.
Asesmen praktis dapat dipakai untuk menilai keterampilan psikomotor murid-murid, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta mengakses tentang perasaan mereka mengenai gejala yang mereka amati/selidiki dalam percobaan. Jawaban murid-murid boleh lisan maupun tertulis. Kelemahan dari tes atau asesmen praktis adalah (1) perlu alat-alat atau bahan-bahan untuk diotak-atik, (2) perlu tempat khusus untuk pelaksanaan, (3) persiapan dan pembersihan sesudah pelaksanaan asesmen, (4) waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya relatif lama, (5) hanya sedikit dari materi pembelajaran yang dapat dites, (6) hanya sedikit dari murid-murid yang dapat ditentukan waktunya menyelesaikan asesmen. Hal–hal berikut yang dipakai dalam penilaian dalam ranah psikomotor:
1.        Belajar dengan alat–alat IPA sederhana misalnya thermometer, timbangan, mistar ukur , gelas ukur, stop wach
2.        Untuk kinerja keterampilan laboratorium dan prosedur misalnya: menyaring sat, memakai mikroskop
3.        Mengumpulkan dan merekam data dalam tabel, charta dan grafik yang dibuat sendiri–sendiri oleh murid
4.        Mendesain suatu percobaan dan melaksanakanya misalnya: bagaimana caranya membuat tablet ini melarut dengan cepat?
5.        Mengajukan pertanyaan–pertanyaan yang dapat dites
6.        Unjuk kinerja dengan alat-alat atau bahan-bahan untuk mendemonstrasikan pemahaman konsep-knsep dan hubungan antara konsep misalnya pemahaman hubungan sirkuit listrik, atau pemahaman hubungan antara masa, volume dan kerapatan suatu obyek.
7.        Membuat model yang menunjukan gejala alam misalnya sel, system tata surya atau struktur geologi.
8.        Mengkomunikasikan proses percobaan baik berupa tulisan induvidual maupun kerja kelompok.
Kelemahan dari asesmen: 1) Perlu alat–alat atau bahan–bahan untuk diotak atik, 2) Perlu tempat khusus untuk pelaksanaan, 3) Persiapan dan pembersihan sesudah pelaksanaan asesmen, 4) Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya elatif lama , 5) Hanya sedikit dari materi pembelajaran yang dapat dites, 6) Hanya sedikit dari murid–murid yang dapat ditentukan waktunya menyelesaikan asesmen.



BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Fungsi assesmen adalah sebagai alat untuk merencanakan, pedoman, memperkaya pembelajran IPA di kelas, sebagai alat komunikasi dengan murid-murid, administrator dan orang tua murid, tentang pentingnya IPA, sebagai alat untuk memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran, sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA. Ada tiga jenis asesmen menurut tujuan asesmen yaitu tujuan diagnostik, tujuan formatif, dan tujuan sumatif.
Cara-cara dalam pelaksanaan asesmen dalam ranah kognitif dapat dibagi atas 6 bagian, yaitu 1) memoergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas, 2) mempergunakan observasi guru atas kinerja murid, 3) mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi sedikit tulisan/kata-kata, 4) mempergunakan jurnal murid-murid, 5) mempergunakan peta konsep, 6) yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio.
Asesmen keterampilan proses sains dijabarkan dalam: kemampuan obeservasi, keterampilan klasifikasi, keterampilan memprediksi, keterampilan inferensi, keterampilan kuantifikasi, keterampilan komunikasi, dan keterampilan interprestasi. Yang termasuk kategori tingkat tinggi menurut Bloom adalah aspek-aspek penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Ranah koknitif meliputi pengetahuan-pengetahuan dan pemahaman secara intelektual.
Ranah psikomotor menekankan keterampilan-keterampilan motorik atau keterampilan menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan kegiatan percobaan IPA. Asesmen praktis dapat dipakai untuk menilai keterampilan psikomotor murid-murid, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta mengakses tentang perasaan mereka mengenai gejala yang mereka amati/selidiki dalam percobaan.

3.2    Saran
Berdasarkan simpulan diatas, dapat disarankan sebagai berikut.
1)        Kepada Calon Guru
Sebagai generasi penerus bangsa dan lebih tepatnya lagi kita sebagai calon guru hendaknya mampu menggembangkan asesmen dalam pembelajaran IPA di SD.


2)        Kepada Mahasiswa
Kita sebagai mahasiswa hendaknya mampu memahami dan menerapkan asesmen dalam pembelajaran IPA SD
3)        Kepada Masyarakat
Masyarakat harus mampu menjaga sistem gerak dan sistem pernapasan yang dimiliki agar terbentuk system gerak dan system pernapasan yang sehat. Begitu pula kepada anak-anak atau dalam hal ini generasi muda diberitahu dari sejak dini agar nantinya setelah mereka menjadi orang dewasa terbiasa untuk menjaga sistem gerak dan sistem pernapasan yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA


Azmiyawati, Choiril. dkk. 2008. IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Devi, Poppy K. dan Anggraeni, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Karim, Saeful., dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rati, Ni Wayan. dan Astawan I Gede. 2011. Konsep Dasar IPA 1. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. 

Rositawati, S. dan Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, Heri. dan Wiyono, Edy. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, Heri. dan Wiyono, Edy. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyono, Budi. dan Nurachmandani, Setyo. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4.  Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Widyastuti, Tri Eny. 2010. Energi dan Mekanisme Kontraksi. Tersedia pada http://three-and-ai.blogspot.com/2010/11/energi-dan-mekanisme-kontraksi-otot-xi.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.

Zaifbio. 2010. Sistem Respirasi Manusia. Tersedia pada http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model-Model Pembelajaran Pkn di SD

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sosiologi: Individu dan Masyarakat