Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran Proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan
pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui
model pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat pertanyaan
terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Model
pembelajaran yang dilakukan ini
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi perhatian dan usaha peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran pada
pembelajaran berbasis proyek menggamit 6 kegiatan pembelajaran yaitu penentuan
pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji
hasil, dan evalusasi pengalaman. Pada langkah penentuan pertanyaan, guru
pertama-tama menganalisis kompetensi inti dan standar kompetensi. Pada materi
yang sesuai dengan model pembelajaran project, guru melakukan inventarisasi dan
memilih KD yang benar-benar sesuai dengan model pembelajaran ini. Pada langkah
menyusun rencana proyek, guru dan siswa secara berkelompok melakukan penyusunan
rencana proyek yang mencakup menyusun jadwal kegiatan, mempersiapkan
perlengkapan yang diperlukan serta mempersiapkan bagaimana cara menyelesaikan
proyek yang telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru melakukan
monitoring. Monitaring dilakukan guru untuk mengetahui dimana siswa mendapatkan
kesulitan dan kapan siswa memerlukan bantuan guru. Belum semua siswa terbiasa
dan memahami cara kerja yang diharapkan guru untuk diselesaikan siswa. Para
siswa dibimbing oleh guru menguji hasil dan melakukan evalusasi pengalaman.
Bagi siswa kegiatan ini akan sangat berkesan dan melatih siswa untuk menjadi
pribadi yang bertanggungjawab dan mandiri namun tidak semua siswa menyukai
model pembelajaran ini terutama bagi siswa yang tidak menyukai bidang tugas
proyek semacam ini.
Sistem Penilaian yang dilakukan pada model
pembelajaran proyek adalah Penilaian proyek. Penilaian ini merupakan kegiatan
penilaian terhadap satu tugas yang harus diselesaiakan dalam kurun waktu
tertentu. Tugas tersebut meliputi penilaian dari tahap perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: kemampuan
pengelolaan, relevansi, dan kaaslian. Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan
peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola waktu
pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi adalah kesesuaian dengan mata
pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran. Keaslian adalah bahwa yang dilakukan siswa merupakan hasil
karyanya.Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan, sampai hasil akhir. Tahapan yang perlu dinilai yaitu: tahapan
penyusunan desain, pengumpulan data, analis data, dan penyiapan laporan tertulis atau poster. Instrumen
penilaian berupa daftar cek atau skala
penilaian.
Komentar
Posting Komentar